Masjid di India Disulap Jadi Bangsal Perawatan, Pengurus Masjid: Kami Melayani Kemanusiaan, Bukan Agama

28 April 2021, 11:50 WIB
ilustrasi salah satu masjid di India/tourmyindia.com /

PORTAL JOGJA - Sejumlah masjid di India mengubah peruntukannya menjadi bangsal perawatan Covid-19 yang menerima semua pasien tanpa melihat latar belakang, terutama agama.

Masjid Jahangirpura di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat diubah menjadi bangsal Covid-19 dengan 50 tempat tidur.

Saat ini, 15 dari 50 pasien yang menempati tempat tidur tersebut adalah non muslim. “Kami melayani kemanusiaan, bukan agama,” ujar Irfan Sheikh, pengurus masjid Jahangirpura.

Baca Juga: Presiden Erdogan Berlakukan Lockdown Tanpa Stimulus, Diperkirakan Akan Menambah Kesulitan Keuangan

Fasilitas kesehatan India memang kewalahan menghadapi serbuan Covid-19 gelombang kedua yang bermula dari akhir Maret 2021 ini.

Jumlah infeksi akibat Covid-19 meningkat dua kali lipat dalam 13 hari terakhir karena beberapa negara bagian kekurangan tempat tidur dan suplai oksigen medis di rumah sakit.

Untuk mengatasi peningkatan jumlah pasien positif Covid-19, kelompok Muslim telah mengubah masjid menjadi fasilitas perawatan Covid-19, seperti masjid Jahangirpura di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat.

Baca Juga: 2 Jurnalis Asing Terbunuh Dalam Konflik Antara Kelompok Jihadis dan Pemerintah Burkina Faso

Tempat ibadah umat Islam tersebut disulap menjadi fasilitas penanganan Covid-19 dengan kapasitas 50 tempat tidur.

“Situasi Covid-19 di kota tidak baik dan orang-orang tidak mendapatkan tempat tidur di rumah sakit, jadi kami memutuskan untuk membuka fasilitas keagamaan ini untuk memberikan bantuan kepada orang-orang,” ujar Irfan Sheikh, pengawas masjid Jahangirpura kepada Arab News dan dikutip Portaljogja.com.

"Dalam beberapa hari setelah masjid dibuka untuk umum, semua 50 tempat tidur terisi penuh,” ujar Sheikh.

Sementara Masjid Jahangirpura baru dapat menampung 50 pasien dikarenakan keterbatasan pasokan oksigen. Namun bila pasokan oksigen medis dapat tersedia, mereka akan menambah 50 tempat tidur baru lagi.

Gujarat adalah negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi dan merupakan salah satu negara bagian yang terkena dampak paling parah di India.

Gujarat melaporkan hampir 1.500 kasus baru positif Covid-19 dan lebih dari 150 kematian pada hari Selasa, 27 April 2021.

Gerakan muslim membantu dalam kemanusiaan ini berada di tengah sentimen anti-muslim yang kerap dilontarkan oleh PM Modi dalam berbagai kesempatan.

Salah satunya adalah pengubahan nama-nama kota berbau Islam menjadi nama Hindu dan mengubah Museum Kerajaan Islam Mughal menjadi Museum dengan nama Raja Hindu Maratha.

Bahkan dalam Undang-undang Kewarganegaraan yang disahkan 2019 lalu, berlaku bagi semua agama yang terdapat di India, kecuali bagi pemeluk agama Islam.

Sementara itu selain Gujarat, kini kota besar lainnya juga mengalami kekacauan dengan puluhan ambulans menunggu dalam antrian berjam-jam di luar rumah sakit, menunggu adanya tempat tidur kosong dan pasokan oksigen bagi pasien.

“Kami menghadapi kesulitan dalam pasokan oksigen dan masjid telah membuka ruangnya untuk melayani umat manusia yang menderita,” ujar Sheikh yang menambahkan bahwa dari 50 tempat tidur yang terisi, 15 diantaranya diisi oleh non-muslim.

“Kami melayani kemanusiaan, bukan agama,” ujar pengurus Masjid Jahangirpura tersebut.

India melaporkan 362.902 infeksi baru yang menjadi rekor dalam penularan kasus baru, per tanggal 27 April 2021.

Ada 3.285 angka kematian baru akibat virus Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Artinya ada 136 orang di India yang meninggal karena Covid-19 setiap jam.

Masjid Darool Uloom di kota Gujarat juga membuka pintunya menjadi bangsal perawatan Covid-19 untuk 142 tempat tidur untuk pasien Covid-19 yang dilengkapi dengan oksigen. Ada 20 perawat dan tiga dokter yang berjaga di lokasi.

“Kami dapat membuat 1000 tempat tidur untuk fasilitas Covid-19, tetapi pasokan oksigen menjadi kendala,” ujar Ashfaq Malek Tandalja, anggota komite pengelola masjid Darool Uloom, kepada Arab News dan dikutip Portaljogja.com.

Meskipun masjid ini terletak di kawasan mayoritas Muslim di India, namun mereka menerima pasien dari semua agama untuk dirawat.

Hal ini sangat penting di kota yang menjadi salah satu pusat bentrokan antara Hindu dan Muslim pada 2002 silam. Ribuan muslim tewas dalam bentrokan tersebut.

Namun, dalam kondisi Covid-19 ini, hal tersebut dilupakan oleh mereka yang membuka tangannya bagi kemanusiaan.

“Umat manusia tidak mengenal agama. Orang biasa memahami satu sama lain dan ingin hidup damai,” ujar Sheikh.

Pyare Khan seorang muslim yang memiliki perusahaan transportasi turut serta dalam membantu penanganan Covid-19.

“Kota saya dalam masalah dan saya memiliki sumber daya. Jadi saya memobilisasi kapal tanker kriogenik dan oksigen dari berbagai bagian negara untuk mendukung kota Nagpur,” ujar Khan.

Khan dilaporkan menggelontorkan hampir U$135.000 atau kira-kira setara dengan Rp1,9 miliar untuk mengirimkan 400 metrik ton oksigen cair medis ke rumah sakit pemerintah di dalam dan sekitar kota ketika krisis dimulai.

“Agama mengajari kita untuk berbelas kasih. Saya pikir saya harus mendukung orang-orang di saat-saat krisis ini,” ujar Khan.

Khan juga mendesak orang lain untuk menggunakan sumber daya mereka, terutama dalam bulan Ramadhan seperti ini.

“Kain kafan tidak memiliki saku. Kita meninggalkan semuanya saat kita mati,” ujar pria berusia 42 tahun yang datang dari latar belakang keluarga miskin ini.*

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler