Cek Fakta : Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Vaksinasi, Penyebabnya Vaksin Sinovac?

21 Januari 2021, 19:39 WIB
Bupati Sleman Sri Purnomo /Chandra Adi N/Portaljogja.com/

PORTAL JOGJA - Bupati Sleman, Sri Purnomo, Kamis 21 Januari 2021, mengabarkan dirinya positif terpapar Covid-19.

Melalui akun twitternya @Sri PurnomoSP, dia mengakui bahwa dirinya positif terinfeksi Covid-19 setelah menjalani serangkaian pemeriksaan pada Rabu 20 Januari 2020.

Terinfeksinya Bupati Sleman ini pun cukup menggegerkan, pasalnya Sri Purnomo telah mengikuti program vaksinasi Covid-19 tahap awal pada 13 Januari 2021 silam.

Baca Juga: Positif Covid-19 Setelah Divaksinasi, Sri Purnomo : Saya Ingatkan, Vaksin Bukanlah Obat

Apakah penyebab dirinya Positif lantaran vaksin Sinovac yang diterimanya? Berikut Portal Jogja sajikan beberapa data yang dapat menjelaskan mengenai vaksin Covid-19 yang dibuat melalui metode inactivated virus dan risikonya.

Sebagai informasi, Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Biofarma, Bambang Herianto juga menyebut jika Vaksin Covid-19 Sinovac dikembangkan dengan metode inactivated. Artinya virus yang berada dalam vaksin sudah dimatikan dan tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.

Dilansir Portal Jogja dari sebuah jurnal virologi yang diterbitkan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (BPPSDMK) Kemenkes RI, yang yang berjudul Virologi, mengatakan sebuah vaksin yang dibuat dari virus mati (inactivate virus) tidak dapat membuat seseorang terinfeksi.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Jam Buka Pusat Perbelanjaan Dilonggarkan

Dijelaskan bahwa vaksin mati membuat virus tetap utuh namun tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit dalam tubuh. Namun vaksin mati ini akan membuat tubuh menciptakan reaksi kekebalan terhadap virus.

Sementara itu, melansir dari laman CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yang merupakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat juga mengatakan jika vaksin tidak akan membuat penerimanya terinfeksi virus.

Namun vaksin yang disuntikkan dapat membuat penerimanya mengalami ruam dan demam, yang diklaim menjadi efek yang normal dalam proses vaksinasi.

Baca Juga: Angka Kematian Naik dan Angka Sembuh Turun, Pemerintah Putuskan Perpanjang PPKM

Disampaikan juga oleh CDC bahwa tubuh membutuhkan waktu hingga beberapa Minggu untuk dapat menciptakan kekebalan setelah vaksinasi dilakukan.

Ditambahkan juga bahwa sangat mungkin bagi seseorang yang telah menjalani vaksinasi Covid-19 tetap dapat terinfeksi virus karena vaksin masih belum memiliki waktu cukup untuk menciptakan kekebalan.

"Sangat mungkin orang tetap dapat terinfeksi setelah atau sebelum melakukan vaksinasi dan akhirnya jatuh sakit," ungkap CDC seperti dilansir Portal Jogja dari artikel Facts about Vaccination.

Baca Juga: Angka Kematian Naik dan Angka Sembuh Turun, Pemerintah Putuskan Perpanjang PPKM

Dari data yang diperoleh ini, dapat disimpulkan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan melalui metode inactivated virus, tidak akan menyebabkan penerimanya terinfeksi Covid-19.

Penerima vaksin dapat terinfeksi Covid-19 selama proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus masih berlangsung setelah menerima vaksinasi. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: CDC BPPSDMK

Tags

Terkini

Terpopuler