Ikhtiar Jaga Pemilu 2024 dengan 'Yogya Nyawiji ing Pesta Demokrasi'

- 28 Oktober 2023, 14:23 WIB
Sri Sultan Hamengkubuwono X seusai memberikan Sapa Aruh pada acara'Yogya Nyawiji ing Pesta Demokrasi'
Sri Sultan Hamengkubuwono X seusai memberikan Sapa Aruh pada acara'Yogya Nyawiji ing Pesta Demokrasi' /Istimewa / Panji Arkananta/

PORTAL JOGJA - Menyongsong pesta demokrasi mendatang, masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendeklarasikan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama pemilu 2024 dalam 'Yogya Nyawiji ing Pesta Demokrasi'. Acara ini berlangsung pada Sabtu 28 Oktober 2023 pagi di Monumen Jogja Kembali, Sleman. Hadir dalam acara ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X yang didampingi oleh GKR Hemas.

Para Panewu, Mantri, Lurah, Pamong Kalurahan, Nayantoko, dan Pamangku Kaistimewaan sudah hadir dari pagi hari dengan menggunakan pakaian adat identitas Yogyakarta yaitu surjan dan kebaya lurik. Di tengah sinaran matahari pagi, mereka seksama mendengarkan arahan atau Sapa Aruh dari Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta.

Pada awal sambutannya ini, Sultan mengatakan bahwa seluruh pemimpin dan masyarakat tentunya belum bisa membayangkan suasana dan kegaduhan seperti apakah yang akan terjadi pada masa kampanye Pemilu 2024 nanti. Kondisi inilah yang dikhawatirkan akan mempertajam polarisasi masyarakat.

Baca Juga: Hadiri Apresiasi Tahfiz dan Seminar Moderasi Beragama, Wamenag Ingatkan Multikultural Indonesia

Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam Sapa Aruhnya mengingatkan kembali tugas lurah dan pamong sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan saat pemilu. Salah satu dari tugas tersebut adalah mengajak masyarakat menjaga pesta demokrasi dengan mengedepankan akal dan pikiran sehat.

"Nayantaka (pemimpin) untuk menjadi kekuatan moral untuk meredam konflik emosional, mengajak masyarakat, serta memberdayakan jaga warga untuk menjaga pesta demokrasi dengan mengedepankan nalar dan akal sehat," ucap Gubernur DIY

Lebih lanjut Sultan HB X menyebutkan bahwa hal tersebut dapat tercapai bila lurah dan pamong mengedepankan sikap netral, mengedepankan kondusifitas, dan posisi sosial. Sikap ini harus dikedepankan oleh para lurah dan pamong agar masyarakat tidak terkotak-kotak.

"Harapan saya adalah agar rakyat tidak terkotak-kotak hanya karena berbeda calon dan aspirasi. Apalagi hujat menghujat dan bermusuhan karena berada kubu dan partai," ujarnya.

Baca Juga: Event Hari Ini di Yogyakarta, Ada Pahargyan 'Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta'

Halaman:

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x