PORTAL JOGJA - Sebanyak 460 ekor ternak di kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul Joko Waluyo, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 35 ekor ternak dinyatakan positif PMK.
"Untuk PMK, memang sekarang di Bantul sudah tembus di angka 460 ekor yang suspek, dari angka itu, yang positif baru sebanyak 35 ekor," kata Joko Waluyo di Bantul, Kamis 9 Juni 2022 seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Antisipasi PMK Jelang Idul Adha, Hewan Ternak yang Masuk Sleman Wajib Karantina 14 Hari
Menurut Joko Waluyo, ratusan ternak yang suspek PMK dan positif itu tersebar di 12 kecamatan, dengan terbanyak di Kecamatan Pleret, terutama Desa Segoroyoso merupakan sentra ternak sapi, dan terdapat banyak jagal sapi.
"Para belantik (pedagang sapi) juga banyak di sana, sehingga memang populasi ternak-ternak banyak, dan juga banyak usaha usaha di sektor peternakan, banyak pemotongan ternak di sana," katanya.
Namun demikian ternak yang punya gejala menyerupai infeksi PMK yang banyak ditemukan di daerah tetangga tersebut berasal dari luar Bantul, yang memang didatangkan untuk dipotong untuk usaha kuliner.
"Jadi memang sudah ada 12 kecamatan yang ada suspek PMK, saya tidak hapal mana saja, dan lima kecamatan lainnya masih belum ditemukan," katanya.
Baca Juga: Indonesia Tumbangkan Kuwait 2-1, Shin Tae-yong: Saya Tidak Terpikir Kami Bisa Menang
Joko mengatakan ternak yang positif terinfeksi PMK selain diobati penanganannya juga dilakukan isolasi dari kandang agar tidak menular ke ternak sehat lainnya.