Mulai Jenuh Tinggal di Rumah, Pemkot Yogyakarta Bikin Protokol Baru

1 Juni 2020, 16:09 WIB
Suasana kawasan Titik Nol Kota Yogyakarta pada masa pandemi virus Corona. /Azam Sauki Adham/

PORTALJOGJA.COM - Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyatakan protokol baru jauh lebih penting diatensi daripada normal baru. Alasannya, masyarakat telah jenuh menjalani hidup rumah selama masa pandemi covid-19.

Masyarakat telah memandang kehidupan ekonomi harus mulai bergerak. Indikatornya, masyarakat telah memadati tempat-tempat layanan umum. Tindakan tegas tidak selalu efektif.

"Maka yang paling realistis adalah menguatkan protokol baru, protokol yang lebih ketat," kata Heroe yang juga Wakil Walikota Yogyakarta kepada PortalJogja.Com, hari ini (1/6/2020).

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Belanja di Pasar Tradisional Lewat Online Meningkat

Protokol baru adalah jembatan menuju kehidupan normal di kehiduan baru. Sementara normal baru masih belum kelihatan dan terlalu banyak kontroversi.

Lantas, kapan Kota Yogyakarta memberlakukan protokol baru? 

Heroe menjelaskan, protokol baru telah disusun. Tapi masih ada opsi protokol baru yang belum selesai. Minggu ini  akan digelar pertemuan dengan tokoh-tokoh agama. Agendanya membahas protokol baru dalam kegiatan keagamaan agar bisa segera dimulai.

Baca Juga: Tak Ada Intervensi Pemerintah, Hotel di Yogyakarta Terancam Bangkrut

Pemkot Yogyakarta juga menjadwalkan bertemu dengan kalangan kampus. Terutama terkait koordinasi penyusunan protokol baru bagi mahasiswa baru dan mahasiswa lama yang akan kembali kuliah.

"Misalnya apa saja persyaratan yang harus dibawa. Proses isolasi yang harus dijalankan mahasiswa dan sebagainya," kata Heroe.

HEROE POERWADI
Setidaknya sebanyak 150 ribu mahasiswa akan masuk Kota Yogyakarta. Tentu  kedatangan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus.

Protokol baru akan dilaksanakan lima tahap. Pertama, penuntasan kasus agar tidak muncul lagi kasus baru. Kedua, penyusunan protokol baru serta edukasi kepada masyarakat agar semua bisa menjalankan secara disiplin.

Baca Juga: Runtuhnya Kubah Lava Gunung Merapi jadi Ancaman Masyarakat Saat Ini

Ketiga, uji coba dengan penerapan terbatas. Prosesnya bertahap. Sehingga masih bisa diperbaiki bila ada kelemahan prosedur. Keempat, penerapan dari Yogyakarta  untuk Yogyakarta.

Kelima, mengajak masyarakat mulai membuka lebih luas. Hanya, Heroe belum bisa memastikan dimulainya penerapan prtokol baru

"Karena harus melihat perkembangan kasusnya di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Termasuk perkembangan kota-kota lain. Mana yang sudah aman, mana masih zona merah," terangnya. (*)

Editor: Azam Sauki Adham

Tags

Terkini

Terpopuler