Sepakbola Putri Harus Bangkit, PSSI Tunjuk Satoru Mochizuki Tangani Timnas Putri

- 20 Februari 2024, 16:20 WIB
Ketua PSSI Erick Thohir bersama Satoru Mochizuki yang merupakan pelatih timnas sepakbola putri Indonesia
Ketua PSSI Erick Thohir bersama Satoru Mochizuki yang merupakan pelatih timnas sepakbola putri Indonesia /dok. PSSI/

PORTAL JOGJA - Guna membangkitkan tim nasional sepakbola putri Indonesia, maka Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih yang menangani timnas putri Indonesia dalam kontrak dua tahun.

"Penunjukan ini agar sepakbola putri kita juga bangkit, dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja," ucap Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers pada Selasa 20 Februari 2024 di Jakarta, sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Ketua PSSI juga menjelaskan alasan di balik penanganan sepakbola putri langsung ke timnas. Ini karena timnas putri Indonesia sudah mempunyai pemain-pemain yang berkualitas. Diketahui pula beberapa pemain putri juga berada di liga luar negeri.

Baca Juga: Timnas Indonesia di Peringkat 142 FIFA, Naik Empat Peringkat

Walaupun baru dikontrak selama dua tahun, namun keseriusan pihak PSSI dan pelatih berkebangsaan Jepang ini juga diwujudkan dalam bentuk penyiapan cetak biru selama 10 tahun. Sebuah target disematkan kepada timnas putri Indonesia, yaitu Piala Dunia 2035.

"Tadi kita (dengan Satoru Mochizuki) sudah bersepakat membuat cetak biru (sepak bola putri) untuk 10 tahun. Tadinya saya bicara lima tahun, tapi pelatih bilang enggak, dia mau sepuluh tahun. Inilah yang kita namakan tentu keberlanjutan ini penting, program ini kita akan jalankan secara serius," kata Menteri BUMN ini.

Bukan tanpa alasan, lembaga persepakbolaan Indonesia ini memberi mandat kepada Mochizuki untuk melatih timnas putri ini. Selain kehadiran Mochizuki menjadi bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan Mei 2023, ternyata ada alasan lain yang dikemukakan Erick.

Baca Juga: Ukir Sejarah! Timnas Indonesia Lolos Babak 16 Besar Piala Asia 2023

"Saya pilih Jepang karena tradisi sepakbola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia putri sejak 1991," ujarnya.

Pelatih yang sudah mengantongi lisensi AFC Pro ini telah mampu membawa Jepang menjadi juara Piala Dunia Putri 2011 di Jerman dan medali perak Olimpiade London 2012. Tentunya ini dapat menjadi modal awal untuk lebih mengembangkan potensi sepakbola putri Merah Putih.

Saat melaksanakan tugas kepelatihan ini, coach berusia 60 tahun ini akan menggunakan asisten-asisten pelatih dari Indonesia, bukan membawa anggota tim pelatih dari Jepang. Ini berbeda dengan yang dilakukan coach timnas putra Tae-yong yang memboyong beberapa anak buahnya dari Korea Selatan untuk membantunya di Indonesia.

Baca Juga: Timnas Garuda Raih Medali Emas Sea Games 2023, Haedar Nashir Ucapkan Selamat

Disebabkan adanya kendala bahasa, maka untuk beberapa waktu ke depan, Mochizuki masih akan menggunakan jasa penerjemah. Keseriusannya dalam mempelajari bahasa Indonesia ditunjukkan ditandai dengan membawa buku percakapan bahasa Indonesia dalam sejumlah kesempatan.

"Iya, saya membawa buku percakapan ini sehari-hari, untuk memudahkan belajar," ucap mantan pemain Urawa Red Diamonds dan Kyoto Sanga melalui bantuan penerjemah usai perkenalan dirinya sebagai pelatih baru timnas putri.

Selain pernah bermain untuk Urawa Red Diamonds dan Kyoto Sanga, ia juga diketahui berada pada skuad Timnas Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 1990. Usai pensiun, Satoru Mochizuki langsung melatih Kyoto Sanga pada 1998 dan Vissel Kobe pada 2000, sebelum beralih melatih timnas putri Jepang sejak 2008.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah