Supersemar: Sebuah Dokumen Bersejarah Yang Hingga Kini Masih Mengundang Perdebatan

- 11 Maret 2021, 06:31 WIB
Salah satu versi naskah Supersemar.
Salah satu versi naskah Supersemar. /- Foto : tangkapan layar menpan.go.id/

Baca Juga: Bioskop akan Kembali Beroperasi, GeNose C19 Disiapkan Bagi Penonton

Pasukan ini bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G30S, diantaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Setelah mendengarkan laporan tersebut, maka Presiden Soekarno bersama Wakil Perdana Menteri I, Dr. Soebandrio, dan Wakil Perdana Menteri III, Caerul Saleh, langsung berangkat menuju Bogor menggunakan helikopter.

Sidang kabinet akhirnya sementara ditutup oleh Wakil Perdana Meneteri II, Dr. J. Leimena, yang kemudian ikut menyusul ke Bogor.

Letnan Jenderal Suharto yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima TNI Angkatan Darat menggantikan Letnan Jenderal Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G30S PKI dikabarkan mengutus tiga orang perwira tinggi Angkatan Darat ke Istana Bogor untuk menemui Presiden Sukarno.

Baca Juga: Ketua KIPI Ingtkan Banyak Hoaks Soal Banyak Data Orang Meninggal Akibat Vaksin

Baca Juga: Tanggapi TP3 Yang Sebut Tewasnya Laskar FPI Pelanggaran HAM Berat, Mahfud MD Pertanyakan Bukti

Ketiga perwira tinggi tersebut adalah Brigadir Jenderal Muhammad Jusuf, Brigandir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir Jenderal Basuki Rachmat.

Setibanya di Istana Bogor, ketiga perwira tinggi Angkatan Darat tersebut menyampaikan situasi keamanan kepada Presiden Sukarno.

Ketiganya juga menyatakan bahwa Letnan Jenderal Suharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan stabilitas keamanan nasional apabila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan wewenang kepadanya untuk mengambil tindakan.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x