PORTAL JOGJA - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan varietas labu susu Citra Labu Gama (Citra LaGa).
Labu susu Citra Labu Gama (Citra LaGa) yang memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan labu susu varietas lain.
Labu susu Citra Labu Gama (Citra LaGa) ini juga potensial dibudidayakan di lahan marginal maupun lahan kritis karst.
Baca Juga: Mantan Suami Meninggal, Nita Thalia Ucapkan Perpisahan : Selamat Jalan Ayah Maafin Bunda
Baca Juga: Anies Baswedan Sampaikan Kabar Duka, Salah Satu Ulama dan Tokoh di Indonesia Meninggal Dunia
"Labu susu Citra LaGa ini pertumbuhannya cepat sekitar 75 sampai 85 hari dan mengandung beta karoten yang tinggi sangat baik untuk kesehatan mata dan tubuh," ungkap peneliti labu susu Citra Gama Prof. Budi S Daryono, S.Si., M.Agr.Sc.
Labu susu Citra LaGa merupakan labu susu varietas baru hasil inovasi Budi Daryono bersama dengan peneliti Fakultas Biologi UGM lainnya yakni Prof. Purnomo, M.S. Labu ini telah dikembangkan sejak tahun 2017 silam dan telah dibudidayakan oleh kelompok tani binaan yang berada di Prambanan, Sleman, Yogyakarta.
Baca Juga: Sosok Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf, Guru Rizieq Shihab
Budi menjelaskan labu susu Citra LaGa berasal dari persilangan antara labu susu dari Belanda dan labu susu dari Jepang atau yang dikenal dengan nama Kabocha. Berikutnya dilakukan seleksi hingga menghasilkan galur kultivar Citra Labu Gama.
Labu varietas ini memiliki masa panen yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan labu biasa. Masa panen berkisar antara 75-85 hari setelah tanam.