"Selanjutnya gempa multiphase (MP) 83 kali sehari, deformasi 2 cm per hari," ungkap Hanik dalam acara Dasawarsa Merapi 'Refleksi Merapi 2010 untuk Mitigasi di Masa Pandemi' di kantor BPPTKG di Jl Cendana Yogyakarta
Berdasarkan data itu lanjut Hanik, waktu erupsi berikutnya semakin dekat. Hanya saja diperkirakan tidak akan sebesar erupsi 2010. Hal itu berdasarkan pengamatan beberapa alat yang terpasang di pos pengamatan.
"Pemendekan jarak Electronic Distance Measurement (EDM) juga terukur dari pos-pos dan titik-titik ukur yang ada di sekeliling Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa waktu erupsi berikutnya sudah semakin dekat," katanya.
Baca Juga: Cek Daftar Harga Emas Hari Ini, Selasa 27 Oktober 2020, Antam, Retro, Batik dan UBS
Ia memperkirakan (erupsi) tidak akan sebesar seperti erupsi 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006.
Menurutnya ada tiga jenis erupsi pada Gunung Merapi dari tahun 2006 hingga sekarang. Aktivitas Merapi saat ini berbeda dengan erupsi tahun 2010 dan berbeda dengan erupsi 2006.
Ia menjelaskan erupsi kali ini adalah erupsi dengan rangkaian yang panjang dimulai sejak bulan Mei 2018 lalu.
"Bedanya pada erupsi kali ini indeks eksplosifitas paling rendah," katanya.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan boikot produk Prancis, Muhammadiyah Kecewa Pernyataan Presiden Prancis
Menurutnya sudah dua tahun lebih erupsi didominasi dengan gas bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosifitas rendah.