PORTAL JOGJA - Pemerintah meminta masyarakat waspada terhadap ancaman demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Kementerian Kesehatan mencatat kasus masih tinggi hingga sekarang.
Ahli Infeksi dan Pedriati Tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) mengatakan aedes aegypti menyerang semua kelompok umur.
“Saat ini kecenderungan yang terjadi banyak kasus DBD menyerang kelompok umur remaja,” kata dr Mulya pada dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, 22 Juni 2020.
Baca Juga: Penularan Covid-19 di Yogyakarta Diawali Riwayat Kontak dari Luar Kota
Nyamuk berkaki warna hitam dan putih ini mengigit manusia pada pagi dan sore. Pagi, antara pukul 10.00 – 12.00. Sementara sore pukul 16.00 – 17.00.
Dokter Mulya mengatakan, demam perlu diwaspadai. Demam menjadi salah satu gejala DBD. Bila menemui kondisi ini, penderita harus meminum air. Jangan sampai dehidrasi.
“Awasi asupan minum. Awasi buang air kecilnya. Kalau norma, biasanya 4 sampai 6 jam buang air keci,” katanya.
Baca Juga: Semula Iseng Jualan Minuman Jahe Merah, Kini jadi Pendapatan Pokok
Jika disertai muntah terus menerus dan tidak buang air lebih dari 12 jam, perlu hati-hati. Penderita perlu segera mendapatkan perawatan medis.
Apa gejala DBD? Penderita biasanya mengalami panas mendadak. Kadang disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah dan bisa terjadi pendarahan.