BMKG Tangkis Hoax Cuaca Panas Indonesia Akibat Gelombang Panas, Ini Penjelasannya

- 17 Oktober 2021, 06:22 WIB
Ilustrasi Cuaca Cerah.
Ilustrasi Cuaca Cerah. /- Foto : Portal Jogja/Siti Baruni

PORTAL JOGJA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menegaskan cuaca terik yang terjadi di Indonesia merupakan siklus yang terjadi setiap tahun dan bukan akibat gelombang panas.

“Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus biasa dan terjadi setiap tahun,” demikian pernyataan Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko dalam siaran persnya.

Karena siklus biasa, maka potensi suhu udara panas seperti beberapa hari ini dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Perintahkan Semua Kegiatan Susur Sungai Dihentikan, Pulang Dari Papua Langsung Takziah

Pernyataan BMKG ini disampaikan guna menyikapi pesan  berantai yang menyebutkan bahwa gelombang panas tengah melanda Indonesia. BMKG menegaskan, pesan berantai tersebut adalah hoax.

Dalam pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu tertinggi siang hari beberapa hari terakhir ini memang mengalami peningkatan. Pada tanggal 14 Oktober 2021 lalu, tercatat suhu  di atas 36°C terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi, dan Semarang. Pada hari itu tercatat di BMKG Wilayah I, Medan yaitu 37,0°C.

Lebih jauh Urip Haryoko dalam siaran persnya menyebutkan, suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kedudukan semu gerak matahari pada bulan Oktober tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Baca Juga: Kemenag: Kegiatan Susur Sungai Berisiko Tinggi, Harus Dievaluasi!Baca Juga: Kemenag: Kegiatan Susur Sungai Berisiko Tinggi, Harus Dievaluasi!

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September/Oktober dan Februari/Maret, sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.

Selain itu, cuaca cerah menurut Urip Haryoko juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah