Viral! Surat Terbuka Untuk Nadiem Makarim, Tentang Guru Honorer Tua Yang Gagal Penuhi Passing Grade

- 17 September 2021, 08:01 WIB
Surat terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang seorang guru honorer tua yang ikuti seleksi PPPK guru.
Surat terbuka untuk Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang seorang guru honorer tua yang ikuti seleksi PPPK guru. /Foto : tangkapan layar Facebook Bintu Nahl/

PORTAL JOGJA – Sebuah surat terbuka untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim beredar luas di dunia maya dan menjadi viral. Surat terbuka yang ditulis melalui Facebook tersebut telah ribuan kali dibagikan.

Pengirim surat terbuka tersebut tertulis Novi Khassifa, seorang pengawas ruang PPPK TUK SMKN Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.

Dalam surat terbukanya ia menceritakan perjuangan seorang guru honorer yang sudah berusia tua namun tetap mencoba meraih peruntungan untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru.

Baca Juga: Sepuluh Tahun Jual Obat Tanpa Izin, Pelaku Kantongi Untung Rp531 Miliar, Termasuk Obat Aborsi

Dalam tulisannya, sejak awal Novi mengetuk Mendikbudristek yang sering dipanggil Mas Menteri itu dengan mengajak Menteri Nadiem Makarim melihat sepatu tua lusuh yang ia unggah, milik sang guru honore tua yang ia kisahkan.

“Yang terhormat, Mas menteri Nadiem Makarim. Tak adakah rasa ngilu di dalam dada mas menteri melihat sepatu tua yang lusuh ini?,” tulis Novi Khassifa yang menggunakan nama akun Bintu Nahl tersebut.

Sepatu lusuh itu menurut Novi ini telah dipakai bertahun-tahun lamanya oleh si pemilik. “Seorang bapak dengan pakaian putih lusuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam lagi karena pudar,” sambung Novi memberikan gambaran tentang sosok guru honorer yang ia ceritakan.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Berhasil Evakuasi Korban Pesawat Jatuh PK-OTW Meski Sempat Terkendala Cuaca dan Medan

Dengan gaji di bawah lima ratus ribu tentu saja tak cukup untuk makan sebulan, apalagi untuk membeli sepatu. Terpaksa di saat pulang mengajar ia mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja serabutan.

Namun, meski usianya yang tak lagi muda, guru honorer tersebut masih setia mengajar anak-anak membaca dan mengeja. “Tahun ini mas menteri memberikan secercah harapan untuk beliau. Program PPPK untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak,” tulis Novi Khassifa.

Sayang, soal-soal tes dan penggunaan teknologi komputer dalam proses seleksi tak mudah dilewati guru honorer yang tak disebutkan namanya tersebut.

“Tetapi tahukah mas menteri, soal-soal yang mas menteri berikan hanya teori belaka saja. Soal-soal yang membuat beliau terseok-seok ketika memegang mouse dan membuat kepalanya pening,” tulis Novi menyentuh.

Baca Juga: Terpapar Covid-19, Peserta Tes SKD CPNS di KLHK dan Kemenkes Dijadwal Ulang, Berikut Caranya

“Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis beliau di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Beliau terdiam seribu bahasa. Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya sayapun ikut terisak,” sambung Novi yang berprofesi sebagai guru itu mengisahkan.

Lebih lanjut Novi Khassifa dengan tajam mengungkapkan gejolak hatinya melihat perjuangan sang guru honorer tersebut. “Memang benar beliau tak secerdas, sejenius, sekreatif mas menteri. Tetapi beliaulah yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri,” ungkapnya.

“Memang benar beliau tak pandai teknologi, tetapi tanpa teknologi beliau mampu membuat anak-anak negeri ini merangkai kata dari A hingga Z. Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup,” lanjut Novi.

Baca Juga: Kiat Sukses CASN Lolos Tes SKD CPNS, Ini Kisi-kisi Soal Ujian Biar Lulus TWK, TIU dan TKP

Bahkan Novi juga menuliskan, sebagian sebagian besar murid guru honorer yang gagal memenuhi passing grade tersebut akhirnya hanya berkerja menjadi TKI dan TKW. “Tapi tahukah mas menteri, bukankah mereka juga merupakan pahlawan penghasil devisa negara tercinta ini?” tulisnya tajam.

Di akhir tulisannya, ia memohon agar Mendikbudristek Nadiem Makarim memberikan perhatian pada guru honorer berusia tua dan memberi kemudahan untuk menjadi PPPK.

“Sudi kiranya mas menteri memberikan keringanan untuk melihat beliau bisa menikmati masa tua dengan sepatu dan kehidupan yang layak. Tak usah diperumit,” tambah Novi sembari menyebut ia menulis sembari berurai airmata.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Facebook Bintu Nahl


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x