PORTAL JOGJA – Ahli dan juga Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, gempa dengan magnitudo 6,7 (sebelumnya disebut M7,2) yang mengguncang Nias Barat Sumatera Utara hari ini berada di zona outer rise barat Nias Sumatera Utara.
Daryono menyebutkan, gempa yang terjadi pada pukul 13.33 WIB itu bukan gempa megathrust namun jenis gempa dangkal. “Gempa dangkal di zona outer-rise,” ungkap Daryono melalui akun Twitternya seperti dikutip Portal Jogja.
Zona outer rise merupakan zona sumber gempa di luar subduksi (megathrust). “Gaya tektonik yang bekerja bukan kompresional atau menekan, tapi gaya ektensional atau tarikan karena merupakan zona bending atau regangan,” tulis Daryono menjelaskan.
Meski gempa yang berlokasi di 0.10 LU dan 96.53 BT atau sekitar 141 kilometer Barat Daya Nias Barat Sumatera Utara dengan pusat gempa pada kedalaman 19 kilometer tersebut tidak berpotensi tsunami, namun Daryono mengingatkan bahwa gempa kuat yang bersumber di zona outer rise tidak boleh diabaikan.
Outer rise sendiri menurut Daryono merupakan zona gempa yang selama ini terabaikan, karena memang lebih populer zona sumber gempa megathrust. “Meskipun terabaikan, tetapi tidak kalah berbahaya dan dapat memicu terjadinya tsunami,” ungkap Daryono menekankan.
Daryono mengingatkan, dalam catatan Indonesia sudah dua kali terjadi tsunami akibat gempa yang bersumber di zona outer rise, yaitu Tsunami destruktif di Sumbawa 1977 dan Tsunami Jawa 1921.
Gempa baratdaya Nias 6,7 ini berdasar analisis BMKG memiliki mekanisme sesar turun (normal fault) yang menguatkan bahwa gempa ini bersumber di zona deformasi akibat terbangunnya gaya tarikan atau regangan.
Baca Juga: Waktu yang Tepat dan Umpan yang Dapat Digunakan untuk Memancing di Sungai Progo
Lebih jauh Daryono juga menyebutkan, sumber gempa outer rise pernah memicu Tsunami Lunyuk, Sumbawa,19 Agustus 1977. Saat itu gempa dahsyat 8,3 oleh para ahli populer disebut "The Great Sumba" memicu patahan dasar laut mekanisme turun yang memicu tsunami setinggi 8 meter dan menewaskan lebih dari 300 orang.