SBY Sebut KLB Partai Demokrat di Deli Serdang Sumut Abal-Abal dan Tidak Sah

- 5 Maret 2021, 23:59 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat konfrensi pers soal KLB Deli Serdang, di Puri CIkeas, Jumat 5 Maret 2021.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat konfrensi pers soal KLB Deli Serdang, di Puri CIkeas, Jumat 5 Maret 2021. /Tangkapan layar YouTube Susilo Bambang Yudhoyono.

PORTAL JOGJA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat angkat bicara terkait KLB Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang Sumatra Utara Jumat 5 Mater 2021.

SBY dalam pernyataan resminya yang diungah di akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Maret 2021 mengatakan, bahwa KLB partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang tidak sah dan illegal.

“Keadilan dan demokrasi sedang diuji hari ini dimana KLB Partai Demokrat abal-abal atau yang tidak sah dan tidak legal telah digelar,” kata SBY dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Penjelasan Menteri Perdagangan M. Lutfi Soal Pernyataan Presiden Jokowi untuk Benci Produk Asing

Baca Juga: Partai Demokrat versi KLB Siap Gandeng AHY dan Penentang Lainnya, Moeldoko Ketua Umum 2021-2025

SBY menyatakan KLB yang menetapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai ketua Umum Partai Demokrat tersebut telah mendongkel Ketua Umum Partai Demokrat yang sah.

“KLB tersebut telah menempatkan KSP Moeldoko seorang pejabat pemerintahan aktif berada di lingkar dalam lembaga kepresidenan, bukan kader partai Demokrat alias pihak eksternal partai menjadi ketua umum partai Demokrat, mendongkel dan merebutnya dari ketua umum partai Demokrat yang sah,”kata SBY

Menurut SBY satu bulan yang lalu Ketua Umum Partai Demokrat secara resmi mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi tentang Keterlibatan KSP Moeldoko dalam gerakan penggulingan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, namun banyak pihak yang tidak percaya.

“Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta sebuah perubahan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap Ksatria,” lanjut SBY.

SBY mengatakan dirinya merasa bersalah karena beberapa kali memberikan jabatan dan kepercayaan kepada Moeldoko saat SBY menjabat sebagai Presiden.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x