Kisah Tragedi 46 Tahun Lalu, Pesawat Rombongan Jemaah Haji dari Surabaya yang Jatuh di Sri Lanka

- 4 Desember 2020, 23:15 WIB
Ilustrasi pesawat: Mengenang tragedi Martinair 138, tewasnya 182 jemaah haji asal Indonesia di Gunung Saptha Kanya atau '7 perawan' di Sri Lanka.
Ilustrasi pesawat: Mengenang tragedi Martinair 138, tewasnya 182 jemaah haji asal Indonesia di Gunung Saptha Kanya atau '7 perawan' di Sri Lanka. /Pixabay/varun_maharaj

PORTAL JOGJA - Kisah mengenai pesawat yang mengangkut jemaah haji asal Indonesia jatuh di Sri Lanka 46 tahun menjadi cerita sedih yang masih diingat.

Beragai media terutaa surat kabar memuat peristiwa tragis yang terjadi pada tangga 4 Desember 1974. Selain terdokumentasi di koran-koran Indonesia da internasional waktu, banyak orang tua yang masih mengingat cerita tersebut.

Hal itu bisa dicerita secara lisan dan mulut ke mulut. Indonesia zaman Pemerintahan Presiden Soeharto sangat berduka waktu itu.

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo Subianto Bantah Perusahaannya Ikut Ekspor Benih Lobster

Peristiwa 46 tahun yang lalu, tragedi tewasnya 182 calon haji Indonesia tewas dalam kecelakaan pesawat di Sri Lanka.

4 Desember 1974, sebanyak 182 calon haji Indonesia tewas usai pesawat yang mereka tumpangi menabrak gunung di Sri Lanka seperti dikutip dari Pikiran-rakyat.com dalam artikel berjudul 182 Calon Haji Indonesia Tewas di Gunung '7 Perawan' Sri Lanka 46 Tahun Lalu, Tragedi Martinair 138.

Tragedi tewasnya 182 calon haji Indonesia di Gunung Saptha Kanya atau secara harfiah artinya '7 Perawan' ini bahkan tercatat sebagai salah satu kecelakaan dunia penerbangan terparah di tahun itu.

Martinair 138 merupakan pesawat carter yang digunakan maskapai Garuda Indonesia untuk memfasilitasi penerbangan calon haji yang kala itu belum bisa diakomodasi sepenuhnya oleh maskapai pelat merah.

Baca Juga: Artis Iyut Bing Slamet Diamankan Polisi Karena Positif Pakai Narkoba Jenis Sabu

Dalam artikel terbitan Project Gutenberg yang dikutip Pikiran-Rakyat.com, Martinair dengan nomor penerbangan 138 ini mengangkut calon haji Indonesia dari Surabaya, untuk kemudian transit di Bandara Katunayake Sri Lanka.

Daily FT mengistilahkan kecelakaan ini sebagai 'Sri Lanka's worst air disaster', alias kecelakaan pesawat terburuk di Sri Lanka.

Total, sebanyak 191 orang berada dalam pesawat tersebut.

191 orang ini terdiri atas 9 kru dan 182 calon haji asal Indonesia.

Penerbangan Martinair 138 ini menggunakan pesawat McDonnell Douglas DC-8-55F yang berangkat dari Surabaya pada 12.03 UTC atau sekira pukul 19.03 WIB.

Baca Juga: Mandalika Racing Team Resmi Jalin Kerjasama dengan SAG Racing Team untuk Berlaga di Moto2 2021

16.44 UTC atau 23.44 WIB, Martinair 138 bersiap mendarat di runway Bandara Katunayake, namun naas, pesawat justru menabrak Gunung Saptha Kanya.

Pesawat diperkirakan menabrak gunung tak terjamah tersebut pada ketinggian sekira 4.355 kaki.

191 penumpang dinyatakan tewas, termasuk 183 calon haji asal Indonesia.

Dilaporkan pada saat kejadian, kondisi cuaca sekitar Bandara Katunayake sebenarnya cukup baik, dengan kecepatan angin yang tidak terlalu tinggi.

Jarak pandang mencapai 10 kilometer, dan juga tidak berawan. Namun, saat itu diduga penyebab kecelakaan dikarenakan pilot mengandalkan suar navigasi dari Dopples sistem.

Sementara itu, satu-satunya suar navigasi yang digunakan bandara Katunayake adalah Katunayake VOR (Very High Frequency Omni-Directional Range).

Gunung Saptha Kanya atau yang dalam bahasa Indonesia berarti '7 perawan' terletak di kawasan Central Highland di Sri Lanka.

Baca Juga: Jadi Korban Pecah Kaca Mobil, Anji Driver Pertanyakan Kekuatan Hukum

Mengutip situs Sri Lanka Trekking, Saptha Kanya adalah wilayah yang tak pernah dijamah manusia pada dekade tersebut.

Namun, kini Saptha Kanya menjadi salah satu destinasi pendakian gunung yang cukup populer di sana.

Popularitas Saptha Kanya juga tak lepas dari tragedi Martinair 138 ini.

Usai kecelakaan, sejumlah kru pencari dan sukarelawan dari warga lokal melakukan pencarian dengan mendaki tebing granit dan medan yang terjal.

Pesawat dilaporkan mengalami patah sayap dan tanki bahan bakar meledak yang kemudian menyebabkan kebakaran di sekitar area lokasi.

Baca Juga: Tokoh Agama Minta Tersangka Azan Haya'alal Jihaad Direhabilitasi

Butuh beberapa hari untuk kemudian para kru pencari bisa melaksanakan tugasnya dengan optimal di lokasi kejadian,
Beberapa korban diketahui dikuburkan di sekitar lokasi kejadian.

Kini, di lokasi Martinair 138 menabrak Saptha Kanya didirikan sebuah tugu memorial untuk mengenang tragedi tersebut.*(Pikiran-rakyat.com/Andika Thaselia Prahastiwi)

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat Sri Lanka Trekking Project Gutenberg Daily FT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah