Network
PORTAL JOGJA - Kasus pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) yang menolak tes swab dan meninggalkan RS UMMI Bogor saat menjalani perawatan mendapatkan perhatian banyak pihak.
Kepolisian turut menyelidiki kasus HRS meninggalkan RS UMMI Bogor tanpa persetujuan. Pihak rumah sakit menyatakan tidak bertanggung jawab atas hal tersebut.
Bahkan tim Satgas Covid-19 juga melakukan pihak manajemen dan direktur utama RS UMMI Bogor yang dianggap tidak kooperatif atau menghalangi petugas saat mendatangi rumah sakit untuk melakukan tes swab terhadap HRS terkait tugas dalam menanggulangi penyebaran penyakit menular.
Baca Juga: RS UMMI Bogor Sebut Habib Rizieq Pulang Sendiri Tanpa Persetujuan Rumah Sakit
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan pihaknya menyesalkan tindakan pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab karena menolak penelusuran kontak atau tracing terkait pasien Covid-19.
"Kami sangat menyesalkan sikap saudara Rizieq Shihab yang menolak untuk dilakukan penelusuran kontak, mengingat yang bersangkutan pernah melakukan kontak erat dengan pasien covid-19," ujarnya dikutip dari Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Minggu 29 November 2020.
Sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dengan judul berita Menko Polhukam Mahfud MD Keluarkan Ancaman kepada Habib Rizieq.
Mahfud mengatakan seluruh masyarakat, siapapun itu, harus kooperatif dalam penanganan covid-19. Termasuk bersedia mengikuti tahapan testing, tracing dan treatment (3T).
Mahfud menegaskan hasil pelaksanaan 3T bukan dilakukan untuk disebarluaskan ke publik. Namun dipakai oleh petugas kesehatan untuk mengakses informasi, data dan kontak erat pasien jika terkonfirmasi positif Covid-19.
"Data tersebut tidak untuk disebarkan kepada publik, melainkan hanya untuk kepentingan kasus," kata Mahfud..
