Erupsi Merapi 2010 dan Kesetiaan Mbah Marijan Menjaga Merapi

27 Oktober 2020, 09:42 WIB
Gunung Merapi dari obyek wisata Klangon, Canfkringan Sleman. /(Panji Arkananta/portaljogja.com)

PORTAL JOGJA - Sepuluh tahun yang lalu pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
meletus.

Saat itu Gunung Merapi memang menunjukan peningkatan aktivitas yang signifikan. Tercatat beberapa kali gunung Merapi mengalami erupsi hingga statusnya terus dinaikan dari Waspada, kemudian Siaga hingga statusnya menjadi Awas.

Adalah Mbah Maridjan juru kunci gunung Merapi yang selalu setia menjaga gunung berapi ini. Nama aslinya adalah Mas Penewu Surakso Hargo. Ia lahir di Dusun Kinahrejo, 5 Februari 1927. Ia diberi gelar dari Keraton Yogyakarta sebagai Raden Ngabehi Surakso Hargo namun ia
lebih senang dipanggil sebagai Mbah Maridjan.

Baca Juga: Erupsi Merapi Berubah, Seperti Apa Bila Meletus Nanti

Baca Juga: Erupsi Merapi Berubah, Seperti Apa Bila Meletus Nanti

Dikutip dari berbagai, amanah sebagai juru kunci diperoleh mbah Maridjan dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando darinya untuk mengungsi. Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970.
Jabatan sebagai juru kunci lalu disandangnya sejak tahun 1982.

Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Sebagai tokoh spiritual dan abdi dalem gunung Merapi mbah Maridjan memang tidak pernah mau mengungsi jika gunung Merapi akan meletus. Hal ini karena amanah yang sudah disematkan kepadanya sebagai penjaga gunung Merapi. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah meninggalkan amanah sebagai juru kunci gunung Merapi.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari ini Selasa 27 Oktober 2020. Saksikan Silet Awards 2020 Malam Ini

Itulah mengapa saat status Merapi naik menjadi Awas pada tanggal 25 Oktober 2010, setelah mengungsikan keluarganya ia memilih untuk kembali ke rumahnya. Ia seakan sudah tahu konsekuensi atas jalan hidup yang ia pilih. Bahwa ia akan setia mengabdi sebagai juru kunci Merapi sampai akhir hayatnya.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah Maridjan bermukim yakni di Dusun Kinehrejo Cangkringan kabupaten Sleman. Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius. Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010. ***

 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler