Pesan Jokowi Kurangi Kekerasan dalam Beragama : Pemerintah Akan Tegas Terhadap Segala Bentuk Intoleransi

7 April 2021, 14:57 WIB
Presiden Joko Widodo. /Tangkapan Layar/YouTube Sekretariat Kabinet

PORTAL JOGJA - Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong pengurangan kekerasan (moderasi) beragama di Indonesia.

Hal tersebut ditegaskan Presiden RI Joko Widodo saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tahun 2021, secara virtual, Rabu 7 April 2021, dari Istana Negara, Jakarta.

“Pemerintah berkomitmen dan akan terus berupaya untuk mendorong moderasi beragama. Sikap-sikap yang tidak toleran, apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal harus hilang dari bumi pertiwi Indonesia,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman setneg.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Film Now You See Me dan Knock Knock di Bioskop TransTV Malam ini Rabu 7 April 2021

Baca Juga: Mata Najwa Malam Ini Teror Untuk Siapa, Jadwal Acara Trans7 Rabu 7 April 2021

Menurut Jokowi sikap keras dalam beragama bisa menimbulkan perpecahan di dalam masyarakat.

“Sikap keras dalam beragama yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat tidak boleh ada di negeri kita yang kita cintai ini,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan bahwa kehidupan keagamaan harus berpedoman kepada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, serta mengedepankan toleransi, bukan yang bersifat tertutup dan eksklusif.

“Beberapa kali sudah sampaikan di setiap sambutan, pemerintah akan bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi-sendi kebangsaan kita,” kata Jokowi.

Organisasi keagamaan di Indonesia menurut Jokowi harus meningkatkan moderasi beragama yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa.

“Organisasi keagamaan harus punya komitmen kebangsaan yang kuat, mengedepankan penerimaan prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi kita,” ungkapnya.

Selain itu organisasi keagamaan harus menjunjung tinggi sikap toleransi kepada sesame, menghormati perbedaan, memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, dan mengekspresikan keyakinannya.

“Organisasi keagamaan harus memiliki prinsip, ini penting, prinsip anti-kekerasan, menolak tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal,” tegas Jokowi.

Baca Juga: Preview Juventus vs Napoli : Mampukah Andrea Pirlo Meraih Poin Penuh, Berikut Prediksi Susunan Pemain

Baca Juga: ‘Ratu Ganja’ Schapelle Corby Mantan Narapidana Kasus Narkoba di Bali Ini akan Tampil di Acara TV Australia

Jokowi menegaskan, organisasi keagamaan juga harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat beragam.

“Organisasi keagamaan harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat bineka, ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur kita, ramah dan terbuka terhadap seni dan budaya masyarakat lokal dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika kita sebagai bangsa Indonesia,” pungkas Jokowi.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Setneg

Tags

Terkini

Terpopuler