Network
PORTAL JOGJA - Quarter life crisis cukup ramai diperbincangkan di awal masa pandemi 2021.
Terlebih bagi mahasiswa yang lulus di tahun pandemi ini dengan membawa asumsi "sulit mencari pekerjaan".
Kebimbangan menentukan pilihan hidup dan rasa cemas pada masa depan kerap mewarnai seseorang yang tengah berada di fase quarter life crisis.
Sayangnya, fase quarter life crisis adalah fase yang lumrah dialami oleh anak pada dewasa awal, yaitu ia yang berusia 20 hingga 30 tahun.
Baca Juga: Quarter Life Crisis? Kekhawatiran Di Usia 20 an Usai Kuliah dan Sandang Gelar
Dikutip Portal Jogja dari news.linkedin.com, New LinkedIn research shows 75 percent of 25-33 year olds have experienced quarter-life crises (2017), menyatakan bahwa 75 persen partisipan di berbagai negara mengalami quarter life crisis.
Selain itu menurut hasil survei tersebut, sebanyak 85 persen merasa tertekan dengan tuntutan sukses di berbagai bidang.
Meskipun fase ini wajar dialami banyak orang, kita perlu mengetahui cara agar tidak hanyut dalam kecemasan dan dapat berdamai dengan fase quarter life crisis.
Hal yang mungkin bermanfaat untuk menyikapi fase ini adalah mengurangi overthinking dan memperbaiki mindset.
Keyakinan bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing, sangat dibutuhkan dalam membantu menyikapi rasa cemas pada masa depan dengan lebih legowo.
