Sebelum Isra Mikraj, Nabi Muhammad Alami 2 Kejadian yang Sangat Menyedihkan ini

- 7 Februari 2024, 11:56 WIB
Ilustrasi Isra Mikraj.
Ilustrasi Isra Mikraj. /Freepik

PORTAL JOGJA - Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha pada malam hari, kemudian dilanjutkan sampai ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.

Sebelum peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah mengalami kejadian yang sangat menyedihkan sehingga ia menyebut tahun itu sebagai amul huzni atau tahun kesedihan.

Dua orang terdekat Nabi Muhammad, yaitu paman Abu Thalib bin Abdul Muthalib meninggal dunia. Tak berselang lama, istri Rasulullah yaitu Khadijah r.a. pun wafat. Dua peristiwa inilah yang membuat Rasulullah merasa sangat bersedih.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tetapkan 14 Februari 2024 saat Pemungutan Suara sebagai Hari Libur Nasional

Duka Rasulullah atas meninggalnya Abu Thalib tentu saja sangat beralasan. Sang paman merupakan sosok yang selalu siap memberikan perlindungan dan pembelaan ketika Rasulullah selalu dimusuhi dan ditentang oleh kaum musyrikin.

Sayang, hingga akhir hayat Abu Thalib tidak juga mengucapkan kalimat syahadat. Hal ini tentu membawa kesedihan bagi Rasulullah.

Sementara Khadijah r.a., merupakan orang yang pertama mempercayai kenabian Rasulullah. Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah IV disebutkan, Khadijah binti Khuwailid selalu mendukung dakwah Nabi Muhammad Saw dengan harta, jiwa dan raganya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Rabu 7 Februari 2024

Ketika kaum Quraisy meminta Khadijah menghentikan dakwahnya, Khadijah dengan tegas menolak. Khadijah meninggal dalam usia 65 tahun setelah selama 25 tahun setia mendampingi Nabi Muhammad Saw.  

Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah, upaya permusuhan dari kaum Quraisy semakin menjadi-jadi. Hampir setiap saat Nabi Muhammad menerima hinaan, cercaan dan perbuatan yang menyakitkan dari kaum kafir Quraisy.

Hingga akhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuk melakukan hijrah ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah yang merupakan mantan budah Khadijah, namun sudah diangkat anak. Rasulullah berharap, dapat hidup tenang di Thaif karena pemimpin Bani Tsaqif di Thaif masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad.

Baca Juga: Event Hari Ini di Yogyakarta, Ada Event Hajad Dalem Yasa Peksi Burak di Kraton Yogyakarta

Namun saat Nabi Muhammad bertemu dan mengajak saudaranya memeluk Agama Islam, ajakan itu ditolak. Nabi Muhammad pun diusir dari Thaif. Tak hanya itu, saat Nabi Muhammad dan Zaid bin Haritsah berjalan kembali ke Makkah mereka dilempari batu oleh penduduk Thaif.

Malaikat Jibril sempat meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk menghukum penduduk Thaif yang telah berbuat kejam. Namun Nabi Muhammad  menolak dan justru mendoakan mereka.

Setelah Nabi Muhammad merasakan kesedihan mendalam dan beratnya berdakwah hingga menerima perbuatan keji, Allah pun menghibur Rasullah dengan sebuah perjalanan penuh makna, yaitu Isra Mikraj.

Tak hanya perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha atau langit ketujuh, namun Rasulullah juga menerima perintah langsung dari Allah Swt berupa perintah shalat lima waktu.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah IV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah