Hari Raya Galungan, Merayakan Kemenangan Dharma Melawan Adharma dengan Penjor Sebagai Ungkap Syukur

- 8 Juni 2022, 09:36 WIB
Deretan penjor dipasang di depan rumah di sepanjang jalan saat Galungan, sebagai tanda syukur ke hadapan Bhatara Mahadewa.emiliki makna terentu dan sebuah sarana Galungan.
Deretan penjor dipasang di depan rumah di sepanjang jalan saat Galungan, sebagai tanda syukur ke hadapan Bhatara Mahadewa.emiliki makna terentu dan sebuah sarana Galungan. /instagram @mypreciouslife2019/

PORTAL JOGJA - Hari ini umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan. Di Bali, nuansa perayaan Hari Raya Galungan sangat terasa. Deretan penjor dipasang di tepi jalan raya. Umat Hindu memanjatkan doa di rumah masing-masing hingga pura di sekitar lingkungan.

Secara harfiah Galungan berasal dari kata galung yang artinya menang, ngegalung artinya merayakan kemenangan, dan galungan artinya kemenangan.

Dilansir dari laman Kecamatan Buleleng, Hari raya Galungan merupakan hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya, serta merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma).

Sebagai ucapan syukur, umat Hindu melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya). Penjor yang terpasang di tepi jalan di tiap rumah warga merupakan aturan ke hadapan Bhatara Mahadewa.

Baca Juga: Varises, Masalah Kesehatan yang Sering Diabaikan Padahal Bisa Membahayakan

Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan menurut kalender Bali atau 210 hari. Tepatnya, pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan.

Menurut lontar Purana Bali Dwipa, sebuah pustaka suci yang dijadikan pedoman umat Hindu, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Lontar tersebut berbunyi: “Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya.”

Artinya: “Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.”

Baca Juga: 22 Jemaah Haji Indonesia Tertunda Keberangkatannya Karena Positif Covid-19

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Kecamatan Buleleng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x