Kisah Pohon Damar di Tanah Haji, Sumatera Selatan dan Cara Memanen Getahnya

- 29 Desember 2021, 16:15 WIB
Kisah Pohon Damar di Tanah Haji, Sumatera Selatan dan Cara Memanen Getahnya
Kisah Pohon Damar di Tanah Haji, Sumatera Selatan dan Cara Memanen Getahnya /Agustam Rachman

PORTAL JOGJA - Pohon Damar yang nama latinnya "Agathis Dammara" sangat erat dengan kehidupan pada masyarakat Suku Haji di Kabupaten OKU Selatan, Propinsi Sumatera Selatan.

Getah pohon damar ini menjadi komoditas perdaganga penting nusantara terutama dari ulau Sumatera menuju Asoa terutama India, China hingga Eropa.

Agustam Rachman seorang pemerhati budaya yang menetap di Yogyakarta kepada Portaljogja.com menuturkan sekitar tahun 1980-an kebun damar masih mudah ditemukan di daerah pedesaan, tercatat yang banyak memiliki pohon damar di desa Kuripan Kecamatan Tiga Dihaji diantaranya: Jalang Mangku, Khatib Cik Aman dan Puting Ratu.

"Pohon damar yang dapat diambil getahnya jika sudah berumur dia tas 15 tahun," ungkapnya.

Baca Juga: Cerita Unik Tradisi 'Menyuling Hayam' Pada Masyarakat Suku Haji di Sumatera Selatan Saat Tanam Padi

Cara memanen dengan melukai bagian batang agar getahnya mengalir.

Tapi aliran getah pohon damar tidak sampai jatuh seperti getah karet. Getahnya hanya akan keluar perlahan, menggumpal dan mengeras disekitar kulit pohon yang dilukai.

Lama-kelamaan karena seringnya dilukai ditempat yang sama, bekasnya akan membentuk lubang dalam bahkan lubang itu bisa sebesar setengah bola voli.

Agustan mengatakan memanen damar pada suku Haji disebut dengan "Nakah" (Menakah) damar.

Asal kata Menakah dari alat untuk memanen getah damar yang disebut "Penakah" yaitu sejenis besi beliung yang bergagang kayu berfungsi sebagai alat untuk melukai lobang dipohon sekaligus untuk mengeruk damar yang sudah menggumpal untuk selanjutnya ditadah dengan wadah yang disebut "Tempalung" terbuat dari anyaman pelepah pinang bagian pangkal.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x