Cerita Sejarah Perang Bubat: Ambisi Patih Gajah Mada Taklukkan Pasundan dan Gagalnya Pernkahan Hayam Wuruk

- 3 November 2021, 07:27 WIB
Cerita Sejarh Perang Bubat: Ambisi Mahapatih Gajah Mada Taklukkan Kerajaan Pasundan
Cerita Sejarh Perang Bubat: Ambisi Mahapatih Gajah Mada Taklukkan Kerajaan Pasundan /goodreads.com

PORTAL JOGJA - Ambisi kerajaan Majapahit memperluasnya kekuasaan memang luar biasa dalam menyatukan Nusantara menurut Kitab Negarakertagama hanya Kerajaan Pasundan yang belum terkalahkan.

Dari sinilah kemudian muncul ide perjodohan menjadi upaya bentuk kekeluargaan yang diciptakan kerajaan Majapahit, maka digelarlah sayembara melukis oleh untuk mencari isteri bagi raja Hayam Wuruk.

Dari deretah lukisan hasil sayembara tersebut rupanya lukisan Dyah Pitaloka putri raja Linggabuana dari kerajaan Sunda menarik perhatian Hayam Wuruk. Lukisan Dyah Pitaloka membuat raja membuat jatuh cinta pada pandangan pertama.

Baca Juga: Sejarah Tragedi Perang Bubat 1357 M, Penaklukan Kerajaan Pasundan Hingga Sayembara Melukis

Sejak itulah, lukisan permaisuri Dyah Pitaloka terpilih menjadi calon permaisuri. Setelah mengadakan perundingan kedua keluarga kerajaan sepakat untuk menjodohkan keduanya dalam mahlai perkawinan.

Sesudah disepakati maka hari yang telah ditentukan rombongan keluarga kerajaan Sunda terdiri dyah pitaloka, raja linggabuana ke pesanggrahan.

Kedatangan rombongan tidak lain untuk membicarakan pernikahan antara Hayam Wuruk dengan dyah Pitaloka.

Namun, oleh Mahapatih Gajahmada menyikapinya sebagai sikap takluk atau sekutu dengan majapahit . Gajahmada yang tidak mengetahui ternyata dibalik itu ada perjodohari antara Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka.

Alasannya pihak kerajaan Majapahit tidak memberitahu sebelumnya akan ada rombongan pengantin dari kerajaan Pasundan. Bila sebelumnya ada pemberitahuan tentu sikap Mahapatih Gajahmada akan lebih bijak.

Baca Juga: Sejarah Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, Dari Masjid Hingga Universitas

Dilansir portaljogja.com dari laman historia.com melihat kedatangan rombongan dari kerajaan Pasundan Mahapatih Gajahmada dengan cerdiknyan ambil keputusan kedatangan bahwa Dyah Pitaloka Citraresmi sebagai upeti untuk kerajaan Majapahit.

Kemudian justru Gajahmada asyik mengumpulkan pasukan jumlah besar menyerang rombongan pengantin

Pihak Kerajaan Pasundan tidak mau menerima sebutan Dyah Pitaloka sebagai upeti atau persembahan kepada Majapahit.

Kemudian mereka terpaksa melawan prajurit Majapahit yang jumlahnya tidak banyak. Kerajaan Sunda berjumlah sedikit yang berada di Pesanggrahan Bubat hingga terjadilah perang Bubat

Pihak Sunda yang tidak bisa menerima penghinaan itu akhirnya memutuskan untuk melawan meski jumlahnya tidak sebanyak pasukan Majapahit.Tentu serangan yang tidak seimbang ini menimbulkan banyak korban.

Baca Juga: 5 Obat Flu Alami yang Manjur, Minum Air Putih Dicampur Bubuk Kunyit, Perasan Jeruk Nipis dan Madu Murni

historia.com menyebut hal ini dinilai sebagai bentuk kelemahan Kerajaan Pasundan yang justru datang ke Majapahit antarkan Putri Dyah Pitaloka sebagai persembahan apalagi kerajaan tersebut wilayah tersisa yang belum ditaklukkan oleh Majapahit.

Dampak dari peristiwa itu pernikahan antara Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka gagal akibat ambisi Mahapatih Gajahmada taklukkan Pasundan. Dikabarkan pula seluruh rombongan meninggal dunia hanya menyisakan Dyah Pitaloka.

Melihat situasi yang mengerikan itu, Dyah Pitaloka Citraresmi akhirnya memutuskan untuk mengakhiri nyawa sendiri (belapati) dengan menancapkan tusuk konde tepat di jantungnya. Pararaton menyebut Hayam Wuruk menikah dengan Indudewi (Paduka Sori). Adapun Gajah Mada amukti palapa atau berhenti menjabat sebagai patih.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: historia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah