Adapun cara untuk mencicipi masakan tersebut bisa dilakukan dengan cara meletakkan makanan di ujung lidahnya.
Setelah itu makanan tersebut dirasakan, kemudian dikeluarkan, dan tidak ditelan sedikit pun.
Dijelaskan secara lebih lanjut, dalil yang menunjukkan hal ini adalah perkataan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu,
لَا بَأسَ أَن يَذُوق الخَلَّ أو الشَيءَ مَا لَـم يَدخُل حَلقَه وهو صائم. رواه البخاري معلقا
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (H.r. Bukhari secara mu’allaq)
Lebih lanjut, jika orang yang sedang berpuasa tidak sengaja menelan makanan yang dicicipi, maka dia tidak wajib qadha, dan dia lanjutkan puasanya.
Hal itu berdasarkan keumuman dalil yang menunjukkan dimaafkannya orang yang lupa dalam pelaksanaan syariat.
Selain itu terdapat juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
من نسي وهو صائم ، فأكل أو شرب فليتم صومه ، فإنما أطعمه الله وسقاه “. متفق عليه