Kisah Pengembaraan Bangsa Turki Sebelum Islam

22 Juni 2021, 11:47 WIB
Topkape palace istana, peninggalan kerajaan Turki /Bagus Kurniawan/Pixabay

PORTAL JOGJA - Bangsa Turki sebelum Islam suka mengembara dan hidup berpindah-pindah yang memunculkan masyarakat bersuku-suku terus berkelanjutan.

Sebagaimana dilansir portaljogja.pikiran-rakyat.com dari buku karya Syafiq. A. Mughni yang berjudul, "Sejarah Kebudayaan Islam di Turki," tahun 1996, hal 8

Menjelaskan telah pergeseran politik dan perubahan iklim terjadi abad ke-3 sebelum Masehi.

kemudian berdampak besar pada kehidupan masyarakat saat itu. Mereka akhirnya berpindah tempat secara besar-besaran.

Namun, ketika perpindahan tersebut terjadi justru memicu aksi penjarahan, hingga menimbulkan malapetaka bagi suku yang telah menetap di perbatasan padang rumput Altaic

Baca Juga: Jejak Sejarah Bangsa Turki Sebelum Islam, Hidup Suka Mengembara dan Nomaden

Kelompok Oghuz dan Turkoman

Dilansir portaljogja.pikiran-rakyat.com dari buku karya Syafiq. A. Mughni yang berjudul," Sejarah Kebudayaan Islam di Turki," tahun 1996, hal 8

Menjelaskan bahwa suku-suku yang pindah ke arah selatan dan barat. Daerah ini meliputi Eropa Timur, Timur Tengah dan Asia Tengah menamakan dirinya kelompok" Oghuz".

Sementara itu, suku-suku yang terserang menamakan kelompok penjaraha dengan sebutan" Turkoman" atau Turki.

Bangsa ini lebih suka mengusir penduduk setempat bertempat tinggal di daerah yang mereka lewati.

Kelompok itu juga menghancurkan bangunan kota dan lahan pertanian
Pengusiran ini dilakukan oleh Kelompok Turkoman adalah mencari daerah pengembalaan bagi ternak yang mereka miliki.

Menariknya, jika mereka tidak merasa cocok dengan keperluan mereka, akan meninggalkan daerah tersebut dan mencari daerah lain.

Pola hidup seperti itu memberikan dampak pola hidup kesukuan dan ekonomi terhadap masyarakat yang dijarah.

Padang Gembala dan Penduduk Asli di usir

Disisi lain, daerah yang berhasil diduduki oleh kelompok tersebut, maka lahan pertanian milik penduduk setempat berubah menjadi padang gembala dan penduduk asli di usir.

Wilayah Timur Tengah daerah yang paling akhir dikuasai oleh bangsa Turki. Lambatnya dari jarahan itu, karena adanya benteng-benteng alami.

Dilansir buku karya Syafiq. A. Mughni yang berjudul," Sejarah Kebudayaan Islam di Turki," tahun 1996, hal 9. Benteng pertahanan alami, yaitu rangkaian pegunungan Hindukusy, pegunungan Elkoz dan Caucacus.

Letak rangkaian pegunungan membentang dari arah barat ke timur. Benteng itu menghadang perjalanan bangsa Turki ke arah barat daya.

Bangsa Turki memang terkenal cerdik, yang mampu menembus benteng dengan membuat jalan tembus.

Jalan tembus yang mereka bangun menembus wilayah sungai Jaxartes, yang merupakan bagian benteng utaram. Kemudian wilayah Oxus atau Transoksania yang berada di selatan benteng.

Padang Rumput di Transoksania

Setelah berhasil menemukan wilayah di selatan Transoksania, bangsa Turki kemudian membangun pemukiman penduduk hingga wilayah.

Selanjutnya mereka terus melakukan ekspansi dan menjelah dengan Transoksania sebagai basis pertahanan dalam memperluas wilayah mereka.

Melihat kondisi seperti itu, mendorong kerajaan-kerajaan di Timur Tengah membangun pertahanan di Transoksania. Pertahanan mereka untuk mempertahankan eksistensi dari ancaman bangsa Turki.***

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler