Hari Ke-7 Ramadhan, Ustaz Yusuf Mansyur Ajak Mengenang Wafatnya Pendiri NU KH Hasyim Asyari

19 April 2021, 06:47 WIB
Unggahan Ustaz Yusuf Mansur ajak mayarakat kenang ulama dan pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari. /- Foto : tangkapan layar Instagram @yusufmansurnew/

PORTAL JOGJA – Ustaz Yusuf Mansur hari ini mengunggah gambar yang bertuliskan “Mengenang 75 Tahun Wafatnya Hadratus Syaikh KH. M. Hasyin Asy’ari (Tahun 1366 H – 1442 H),” demikian tulisan yang diunggah melalui akun Instragram Ustaz Yusuf Mansur.

Pimpinan Pesantren Tahfizh Daarul Quran ini pun menuliskan keterangan atas gambar yang ia unggah, “Wafatnya indah Yaa Rabb … saat sahur,” tulis Yusuf Mansur.

KH Hasyim Al Asy’ari adalah seorang ulama besar pendiri organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU). Dilansir dari NU Online, KH Hasyim Asy’ari juga merupakan pendiri pesantren Tebuireng, Jawa Timur dan dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren.

Baca Juga: 7 Tips Kesehatan dari Ajaran Agama Islam, Salah Satunya Mengatur Pola Makan

Baca Juga: Meriam Iftar Ramadhan, Tanda Buka Puasa Menyala di Benteng Salahuddin Al Ayyubi Mesir. Pertama dalam 30 Tahun

Selain mengajarkan agama dalam pesantren, KH Hasyim Asy’ari yang lahir di Pondok Nggedang, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875  ini juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan.

Peran KH. M. Hasyim Asy’ari juga tidak hanya terbatas pada bidang keilmuan dan keagamaan, melainkan juga dalam bidang sosial dan kebangsaan. Kakeh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini terlibat secara aktif dalam perjuangan membebaskan bangsa dari penjajah belanda.

Pada masa penjajahan Jepang, KH. M. Hasyim Asy’ari  sempat ditahan oleh pemerintah fasisme Jepang. Dalam tahanan itu beliau mengalami penyiksaan fisik sehingga salah satu jari tangan beliau menjadi cacat.

Baca Juga: Donasi Berlebih, Masjid London Bahkan Dapat Membiayai Buka Puasa di Bangladesh dan Bisa Jadi, Yaman

Baca Juga: Kesedihan di Bulan Ramadhan di Negara-Negara Muslim, Dari Covid-19 Hingga Perang dan Krisis Ekonomi

Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya. Tangal 22 Oktober 1945 KH. M. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad yang kemudian memantik perlawanan terhadap Belanda yang kemudian mencapai puncaknya pada tanggal 10 November 1945 yang kelak seperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Pada tanggal 24 Juli 1947 atau bertepatan dengan 7 Ramadhan 1366H. jam 9 malam, Kh Hasyim Asy’ari seperti biasa setelah mengimami Shalat Tarawih memberikan pengajian kepada ibu-ibu muslimat. Tak lama kemudian, tiba-tiba datanglah seorang tamu utusan Jenderal Sudirman dan Bung Tomo.

Tamu itu menyampaikan pesan berupa surat. Tak diketahui apa isi surat itu, yang jelas Kiai Hasyim meminta waktu semalam untuk berfikir dan jawabannya akan diberikan keesokan harinya.

Baca Juga: Durasi Puasa di Seluruh Dunia, Tersingkat dan Terlama Dimana Saja Lokasinya Ya? Australia, Arab Saudi

Baca Juga: 5 Pesepakbola Muslim Kelas Dunia yang Merayakan Datangnya Ramadhan. Dari Mo Salah, Mesut Ozil, Karim Benzema

Namun kemudian, KH. M. Hasyim Asy’ari mendapat laporan dari Kiai Ghufron tentang situasi pertempuran dan kondisi pejuang yang semakin tersudut. Kiai Hasyim berkata, “Masya Allah, Masya Allah…” kemudian beliau memegang kepalanya.

KH. Hasyim Asy’ari tak sadarkan diri. Dokter Angka Nitisastro yang dihadirkan menyatakan pendiri PP Tebuireng itu terkena pendarahan otak. Walaupun dokter telah berusaha mengurangi penyakitnya, namun KH.M. Hasyim Asy’ari wafat pada pukul 03.00 pagi tanggal 25 Juli 1947, bertepatan dengan Tanggal 07 Ramadhan 1366 H. Inna LiLlahi wa Inna Ilaihi Raji’un.***

Editor: Siti Baruni

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler