Fenomena Covid-19 di Bangladesh, Warga Pilih Mati di Rumah Darpada di Rumah Sakit

- 13 Juli 2020, 10:36 WIB
Suasana rumah sakit di Bangladesh. Ribuan tempat tidur di rumah sakit kosong meski angka penderita Covid-19 di Bangladesh terus merangkak naik.
Suasana rumah sakit di Bangladesh. Ribuan tempat tidur di rumah sakit kosong meski angka penderita Covid-19 di Bangladesh terus merangkak naik. /AFP

PORTAL JOGJA - Saat pandemi Covid-19 ini, jumlah pasien yang dirawat di ruah sakit melonjak. Tenaga medis dalam melakukan pelayanan kesehatan juga meningkat.

Namun, di Dhaka, Bangladesh berbeda. Banyak rumah sakit-rumah sakit yang kosong atau minim pasien. Tempat tidur untuk perawatan juga tak terisi.

Warga Bangladesh memilih mati di rumah sendiri, daripada di rumah sakit.

Dikutip dari Channel News Asia, ribuan tempat tidur di rumah sakit Bangladesh, kosong tak terisi pasien. Meski angka penderita Covid-19 negara itu terus naik.

Baca Juga: Bantul Digoyang Gempa Lagi, Dirasakan Hingga Pacitan

Kasus positif Covid-19 di Bangladesh rata-rata 3.000 penambahan kasus baru setiap harinya. Jumlah pasien yang meninggal pun telah mencapai 2.275 orang per Jumat, 10 Juli 2020 lalu.

Data itu tak sejalan dengan jumlah pasien di rumah sakit. Di Dhaka ibu kota Bangladesh saja, 4.750 dari 6.305 tempat tidur yang tersedia. Namun tidak ada pasien yang mau dirawat.

Pihak Dinas Kesehatan setempat berdalih, kebanyakan pasien enggan ke rumah sakit karena cuma menderita gejala ringan.

Baca Juga: Mbah Lindu, Penjual Gudeg Legendaris di Jogja Meninggal

"Sebagian besar pasien menderita gejala ringan. Layanan telemedicine pun cukup, mungkin itu alasannya banyak tempat tidur di rumah sakit kosong," jelas Kepala Deputi Dinas Kesehatan setempat, Nasima Sultana, dikutip dari AFP.

Namun hal yang berbeda justru disampaikan aktivis HAM untuk kesehatan Bangladesh, Rashid e Mahbub.

"Persepsi negatif sudah terlanjur tercipta, dan membuat banyak pasien lebih memilih di rumah. Cuma sedikit yang mampu mendapat perawatan di rumah sakit swasta.

Seorang wanita yang menderita Covid-19 bersama 7 anggota keluarganya mengungkapkan alasannya mengapa tak mau ke rumah sakit.

Baca Juga: Petinggi BUMN Asyik Saturday Ride Pakai Vespa di Ciwidey, Bagaimana ya, Respons Erick Tohir?

Bahkan ketika ibunya kesulitan bernapas hingga ke level yang berbahaya, dia tetap enggan ke rumah sakit atau sekedar menyewa tabung oksigen.

"Kami mendengar dokter dan perawat di rumah sakit ogah mendekati pasien karena takut tertular," ucap wanita itu. (****)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Channel News Asia AFP Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x