Rumah Warga Sipil di Kharkiv Ukraina Dibombardir Rusia, PBB Catat 536 Orang Jadi Korban Invasi

- 2 Maret 2022, 11:54 WIB
Ilustrasi pengungsi - Menurut PBB, sejak invasi oleh Rusia dimulai, pengungsi Ukraina mencapai lebih dari setengah juta meskipun angka sebenarnya lebih besar.
Ilustrasi pengungsi - Menurut PBB, sejak invasi oleh Rusia dimulai, pengungsi Ukraina mencapai lebih dari setengah juta meskipun angka sebenarnya lebih besar. /Pixabay/Kalhh/

PORTAL JOGJA - Invasi Rusia terhadap Ukraina belum berakhir. Serangan demi serangan udara dan invasi ribuan pasukan militer terus dilakukan tentara Rusia ke sejumlah wilayah di Ukraina melalui perbatasan.

Diperkirakan sedikitnya 136 warga sipil tewas, termasuk sekitar 13 anak, dan 400 orang lainnya terluka sejak Rusia menggempur Ukraina pekan lalu, menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa.

Serangan udara menggunakan roket dan rudal telah memporak-porandakan pemukiman warga sipil.

Dilaporkan bahwa rumah-rumah warga sipil di kota Kharkiv, Ukraina dibombardir dan terkena dampak dari serangan udara yang dilancarkan Rusia ke kota tersebut.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Akan Lemahkan Militer Rusia, Katanya: Rusia Akan Membayar Mahal dalam Waktu yang Lama

"Kami terus-menerus dibombardir dengan sedikit jeda. Mereka mengebom rumah-rumah sipil secara acak untuk menimbulkan ketakutan," kata Yuriyovych Yurchenko yang dikutip Antara melalui aplikasi Telegram.

Yurchenko adalah seorang mahasiswa di Institut Politeknik Kharkiv yang juga tinggal di kota Kharkiv. Hingga hari Selasa, kemarin masih mendapat serangan roket dari Rusia.

Menurut Yurchenko, para warga Ukraina di Kharkiv didorong untuk tinggal di tempat-tempat penampungan. Selain itu, seluruh sistem kereta bawah tanah di kota itu juga beralih fungsi sebagai tempat perlindungan di mana orang-orang membawa semua barang yang dibutuhkan, tetapi banyak stasiun dalam kondisi kapasitas penuh.

Baca Juga: Cara Merawat Burung Cucak Ijo atau Cucak Hijau Agar Rajin Berkicau dan Gacor

"Saya, ibu saya, saudara laki-laki saya, dan orang-orang dari apartemen kami duduk di ruang bawah tanah. Di sini dingin tapi kami masih bisa bertahan ... kami menyeret balok kayu dari jalan, kursi, dan segala yang kami bisa untuk membuat tempat ini nyaman. Kami sudah tahu akan ada perang sehingga kami memiliki cukup makanan untuk saat ini," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah