Taliban Masih Enggan Beri Izin Anak Perempuan Afghanistan Bersekolah

- 13 Oktober 2021, 09:18 WIB
Murid perempuan di Afghanistan terancam putus sekolah lantaran pemerintahan baru Taliban masih belum memberikan izin anak perempuan kembali ke sekolah.
Murid perempuan di Afghanistan terancam putus sekolah lantaran pemerintahan baru Taliban masih belum memberikan izin anak perempuan kembali ke sekolah. /Pixabay

PORTAL JOGJA – Pemerintahan baru Taliban yang hampir dua bulan menggulingkan pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat mulai membangun hubungan dengan negara-negara lain untuk membantu mencegah krisis ekonomi.

Hanya saja hingga saat ini pemerintahan baru Taliban masih enggan memberikan komitmen tegas atas pendidikan anak perempuan seperti yang menjadi tuntutan masyarakat internasional.

Dilansir dari Al Jazeera, Pejabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Amir Khan Muttaqi menyatakan himbauannya pada dunia untuk menjalin hubungan baik dengan Afghanistan.

Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Hari Ini Terjadi di Yogyakarta 13 Oktober 2021, Catat Jam dan Lokasi Lain

“Masyarakat internasional perlu mulai bekerja sama dengan kami,” kata Mullah Amir Khan Muttaqi di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Konflik dan Kemanusiaan di Institut Doha awal pekan ini seperti dikutip Al Jazeera.

“Dengan ini, kami akan dapat menghentikan rasa tidak aman dan pada saat yang sama, kami akan dapat terlibat secara positif dengan dunia,” ujar Muttaqi.

Hanya saja Taliban sejauh ini menolak memberikan alasan untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah yang menjadi salah satu tuntutan utama masyarakat internasional. Sebelumnya, Taliban bulan lalu menyatakan bahwa sekolah di atas kelas enam hanya akan dibuka kembali untuk anak laki-laki.

Baca Juga: Hingga Oktober Polri Telah Terima 370 Aduan Pinjol Ilegal, Kapolri Minta Tindak Tegas

Muttaqi mengatakan pemerintah Imarah Islam Taliban bergerak dengan hati-hati tetapi hanya berkuasa selama beberapa minggu dan tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan reformasi yang tidak dapat diterapkan oleh masyarakat internasional dalam 20 tahun.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya juga menuding Taliban telah melanggar janji untuk menjamin hak-hak perempuan dan anak perempuan. Guterres juga menegaskan, ekonomi Afghanistan tidak akan dapat diperbaiki jika perempuan dilarang bekerja.***

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah