Oksigen Dalam Kapal Selam KRI Nanggala 402 Hanya Cukup Sampai Sabtu Pagi, Pentagon Kirim Bantuan

- 23 April 2021, 20:19 WIB
Pentagon kirim pesawat guna mencari Kapal Selam Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu, 22 April 2021.
Pentagon kirim pesawat guna mencari Kapal Selam Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu, 22 April 2021. /KALBAR TERKINI/MULYANTO ELSA/

PORTAL JOGJA - Upaya pencarian terhadap KRI Nanggala 402 yang hilang di selat Bali sejak Rabu, 21 April 2021 sekitar pukul 03.00 masih terus dilakukan.

Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad dalam keterangannya menyebutkan, jika kapal selam masih utuh tanpa ada pecah lambung baja, oksigen di dalam kapal selam buatan Jerman itu hanya cukup bertahan hingga Sabtu pagi, 24 April 2021.

Dilansir dari Reuters, menurut juru bicara Pentagon, Departemen Pertahanan AS telah mengirim aset udara untuk membantu pencarian kapal selam yang hilang tersebut.Baca Juga: Kasus Covid-19 India Melonjak, Indonesia Pilih Hentikan Pemberian Visa Bagi Orang Asing Yang Pernah Ke India

Terdapat 53 awak yang berada di dalam kapal selam berusia 44 tahun tersebut, termasuk komandan armada kapal selam Indonesia, Harry Setiawan.

Bagi Presiden Jokowi, keselamatan 53 awak kapal selam tersebut adalah prioritas yang harus didahulukan. “Saat ini Panglima TNI dan Kasal memimpin langsung upacara pencarian di lapangan. Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal,” ujar Jokowi.

Beberapa ahli mengkhawatirkan kondisi tempat diduga tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402. Menurut juru bicara TNI Angkatan Laut Julius Widjojono, KRI Nanggala 402 yang bertenaga diesel bisa bertahan di kedalaman hingga 500 meter di bawah laut.

Namun kondisi tersebut bisa berakibat fatal bila kapal selam tersebut jatuh lebih dalam. Sayangnya, kedalaman Laut Bali dapat mencapai lebih dari 1.500 meter.

Baca Juga: Presiden UEFA Buka Suara, Sebut Kecil Kemungkinan Laga Semifinal Liga Champions Dibatalkan

Angkatan Laut Indonesia sedang menyelidiki apakah kapal selam itu kehilangan daya selama menyelam dan tidak dapat melakukan prosedur darurat saat turun ke kedalaman 600-700 meter, jauh di luar batas aman.

“Jika kapal selam berada di palung laut sepanjang 700 meter, mereka akan sulit bertahan karena tekanan bawah air akan menyebabkan keretakan dan pecahnya lambung baja,” ujar Connie Rahakundini Bakrie, seorang pengamat militer Indonesia seperti ditulis Reuters.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x