470 Orang Aborigin Meninggal Dunia Dalam Tahanan di Australia, Ratusan Orang Protes Keras!

- 11 April 2021, 19:07 WIB
ilustrasi protes terhadap kematian orang Aborigin di Australia,”Mungkin saya akan merayakan ketika Australia berhenti menahan anak Aborigin berusia 10 tahun di penjara”
ilustrasi protes terhadap kematian orang Aborigin di Australia,”Mungkin saya akan merayakan ketika Australia berhenti menahan anak Aborigin berusia 10 tahun di penjara” /Bagus Kurniawan/Instagram Sally Rugg

PORTAL JOGJA - Ratusan orang berdemonstrasi di kota-kota besar Australia pada Sabtu, 10 April 2021 memprotes kematian lebih dari 470 orang Aborigin di dalam tahanan.

“Orang-orang kami terus mati dengan kecepatan yang mengerikan. Tidak ada akuntabilitas, dan tidak ada keadilan, ”ujar NATSILS, kelompok layanan hukum untuk orang Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres.

Protes dan pawai Stop Black Deaths in Custody dilakukan dilakukan di Sydney, Brisbane, Melbourne, dan ibu kota Canberra, menjelang peringatan laporan oleh komisi kerajaan tentang kematian kulit hitam dalam tahanan.

Baca Juga: Peringatan 40 Hari Meninggalnya Rina Gunawan, Bertepatan Dengan Ulang Tahun Pernikahannya

Baca Juga: Farah Quinn Rayakan Ulang Tahun Bersama Jessica Iskandar di Bali, Dapat Doa Punya Rumah Baru

Laporan tersebut melihat adanya tingkat kematian orang-orang Aborigin yang lebih tinggi di dalam penahanan dari pada non-aborigin pada kurun waktu 1987 hingga 1991.

Kini, tiga puluh tahun setelah dikeluarkannya laporan tersebut lebih banyak lagi orang Aborigin yang meninggal dunia di dalam tahanan.

Padahal penduduk asli benua Australia tersebut hanya berjumlah dua persen dari keseluruhan populasi Australia, namun mereka mengisi 27 persen penjara nasional.

“Hampir 30 tahun dan 441 kematian sejak Royal Commission, tidak ada petugas polisi atau otoritas yang dihukum atas kematian orang kulit hitam di dalam tahanan,” lanjut NATSILS yang meminta jawaban atas terjadinya kematian yang dirasa tidak wajar tersebut.

Baca Juga: ASN yang Masih Nekat Mudik Lebaran akan Dikenai Sanksi

Baca Juga: Arab Saudi Eksekusi Hukuman 3 Tentara Karena Pengkhianatan Tingkat Tinggi, Ada Apa?

Sejak laporan itu dikeluarkan 30 tahun lalu, ada 339 rekomendasi yang telah diberikan, namun hanya sedikit yang telah dilakukan.

“Kami meminta Perdana Menteri untuk bertemu langsung dengan kami pada peringatan 30 tahun untuk mendengar cerita kami, untuk melihat rasa sakit kami, tetapi yang terpenting kami menginginkan jawaban,” ujar NATSILS.

Para pengunjuk rasa di kota-kota besar tersebut membawa papan dan tulisan dengan tagar Black Lives Matter dan bendera Aborigin.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Terkait Larangan Mudik : Mudik atau Silaturahim itu Sunah, Tetapi Ada Bahaya

“Polisi dengan sengaja menargetkan orang-orang saya, mereka memangsa orang-orang saya, mereka menguntit orang-orang saya dan mereka membunuh orang-orang saya! Ketika kita meninggalkan pintu depan kita, kita berpotensi menjadi kematian berikutnya dalam tahanan! Berhenti mengunci kami! Berhenti membunuh kami!” ungkap penulis Ronnie Gorrie yang merupakan keturunan Aborigin.

“Sangat berharap kita akan melihat curahan kesedihan dan kenangan yang sama bagi 474 orang Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres yang kematiannya kematian dalam tahanan membawa duka hari ini pada peringatan 30 tahun Royal Commision, sama seperti kesedihan yang terjadi pada kematian keluarga Inggris yang berusia 99 tahun yang merupakan penjajah,” ujar aktivis Sally Rugg di Twitter.

Baca Juga: Tiga Kota Ini Jadi Pilihan Boy William Untuk Gelar Pernikahan Pertengahan Tahun Ini

Australia memang tidak memiliki perjanjian dengan penduduk Pribumi.

Permukiman Inggris di koloni tersebut didasarkan pada konsep hukum bahwa tanah dapat diperoleh dengan penyelesaian.

Dalam bulan Maret tahun 2021 saja setidaknya ada lima kematian narapidana Aborigin yang berada dalam penjara berkeamanan maksimum. Korban terakhir berusia 45 tahun yang ditahan di Penjara Casuarina Australia Barat.

Baca Juga: BBC Terima Keluhan Terkait Terlalu Banyak Peliputan Media Mengenai Kematian Pangeran Philip Inggris

“Orang Aborigin ke-5 yang meninggal dalam sistem hukum kriminal negara ini sejak awal Maret. Sakitnya tidak pernah berakhir! Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian !!,” tulis Lidia Thorpe, politikus Aborigin pertama di Victoria.

Menurut angka Biro Statistik Australia dari Desember 2020, dari 41.668 narapidana Australia, 12.344 atau 29,6 persen adalah keturunan Aborigin dan Penduduk Pribumi Selat Torres.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah