Network
PORTAL JOGJA - Korea Selatan termasuk negara yang peduli dengan masa depan negaranya dan itu dimulai sejak anak-anak. Mengetahui minat anak dalam profesi mereka kelak akan mempermudah pemerintah mengalokasikan perhatian dalam sektor-sektor tertentu.
Kementerian Pendidikan Korea dan Institut Riset Korea untuk Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Krivet) pada hari Rabu,24 Februari 2021 mengeluarkan hasil survey terhadap anak usia sekolah dasar, menengah dan menengah atas. Hasil survey dibagi berdasarkan tingkat pendidikan.
Pilihan Profesi Siswa Sekolah Dasar
1. Atlet Profesional.
Peringkat pertama minat profesi anak di Korea Selatan adalah atlet profesional. Profesi ini dipilih oleh 8,8 persen responden dan telah menduduki puncak daftar minat anak selama tiga tahun terakhir.
2. Dokter/Tenaga kesehatan
7,6 persen siswa kelas satu hingga kelas enam sekolah dasar, menengah dan atas mengatakan mereka ingin menjadi dokter.
Dalam survey online yang dilakukan selama tiga bulan hingga 15 Oktober 2020 oleh pemerintah Korea, terhadap 23.223 siswa sekolah dasar, popularitas pekerjaan seperti dokter, perawat, ilmuwan, dan peneliti meningkat di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, menurut Kementerian Pendidikan Korea.
Tidak heran, menurut Salary Explorer, pekerjaan yang memiliki gaji tertinggi di Korea adalah dokter, diikuti oleh hakim, pengacara, manajer bank, dokter gigi, profesor, dan pilot.
3. Guru atau pengajar
Peringkat ketiga diduduki oleh profesi sebagai guru yang dipilih oleh 6,5 persen siswa. Profesi ini selalu masuk dalam 5 besar minat anak dalam profesi masa depan. Meskipun kali ini, guru turun satu peringkat. Sebelumnya, guru menempati peringkat dua dalam minat anak.
4. Youtuber dan Content Creator
Pembuat konten seperti YouTube turun satu peringkat dari tahun lalu. Sebanyak 6,3 persen responden mengatakan mereka hendak menjadi pembuat konten online seperti YouTuber, penyiar dan Internet streamer.
5. Gamer Profesional
Semakin banyak anak yang memilih profesi gamer profesional sebagai karir di masa depan. Sebelumnya, pada tahun 2018 profesi ini menempati peringkat 9, dan menjadi peringkat 6 pada 2019.
Selain 5 profesi dambaan di masa depan yang tertulis di atas, survey juga menemukan hasil untuk profesi lainnya.
6. Petugas polisi (4,2 persen)
7. Juru masak (3,6 persen)
8. Penyanyi (2,7 persen)
9. Kartunis (2,6 persen)
10. Tukang roti (2,3 persen)
Pilihan Profesi Siswa Sekolah Menengah
Pemilihan profesi di masa depan bagi siswa menengah terlihat lumayan berbeda jauh dengan sekolah dasar. Impian menjadi atlet profesional di sekolah dasar turun menjadi peringkat ke 5 ketika sekolah menengah..
1. Guru (8,9 persen)
2. Dokter (6,2 persen)
3. Polisi (4,5 persen)
4. Tentara (3,5 persen)
5. Atlet (3,4 persen)
6. Pegawai negeri (3,1 persen)
7. Perancang kecantikan (2,9 persen)
8. Perawat (2,5 persen)
9. Perancang grafis atau ilustrator komputer (2,4 persen)
10. Juru masak (2,3 persen)
Pilihan Profesi Siswa Sekolah Menengah Atas
Kali ini, pada siswa sekolah menengah atas, menjadi seorang guru tampaknya masih menjadi pekerjaan populer, meskipun dengan persentase yang lebih kecil.
Mengajar sangat dihargai dan merupakan salah satu pekerjaan bergaji tinggi di Korea Selatan.
Seorang guru muda setidaknya memiliki penghasilan sekitar Rp395 juta per tahun. Penghasilan ini akan bertambah seiring waktu.
Penghasilan guru dengan pengalaman lima belas tahun melebihi gaji dari pekerjaan lain yang dalam jangka waktu yang sama.
1. Guru (6,3 persen)
2. Perawat (4,4 persen)
3. Ilmuwan, peneliti kehidupan dan peneliti alam (3,6 persen)
4. Tentara (3,4 persen)
5. Dokter (3,2 persen)
6. Polisi (3,0 persen)
7. Insinyur komputer dan pengembang perangkat lunak (2,9 persen)
8. Perancang kecantikan (2,7 persen)
9. Pekerja medis dan perawatan kesehatan (2,5 persen)
10. Pegawai negeri. (2,0 persen)
Menurut Menteri Pendidikan Korea Selatan, Yoo Eun-hae, pendidikan yang berpusat pada masyarakat di masa depan adalah tujuan kementeriannya. “Kami berusaha menciptakan sistem pendidikan yang dipersonalisasi kepada siswa kami untuk memenuhi tuntutan siklus hidup mereka yang berbeda, sambil menghormati bakat dan kapasitas unik mereka,” tulisnya dalam laman Kementerian Pendidikan Korea Selatan.***
