Muslim di India Kekurangan Lahan Pemakaman, Penggali Kubur Bekerja 24 Jam!

1 Mei 2021, 12:09 WIB
ilustrasi kuburan. /Melissa Mullin/Unsplash

PORTAL JOGJA - Kuburan Muslim utama di Delhi kehabisan ruang pemakaman karena kematian terkait Covid-19 di Mumbai yang sangat parah. Bahkan kota ini menjadi kota yang paling parah terkena dampak Covid-19 di India.

Di Mumbai sendiri, para penggali kubur bekerja dalam shift 24 jam ketika jumlah angka kematian akibat Covid-19 juga meningkat pesat.

India berada di tengah gelombang kedua infeksi virus Covid-19. Dalam seminggu terakhir ada lebih dari 300 ribu kasus positif Covid-19 baru setiap hari dalam seminggu terakhir.

Baca Juga: Jepang Kembali DIguncang Gempa M6,8, Layanan Kereta Api Cepat Tohoku Dihentikan

Saat ini total kasusnya melampaui 19 juta penderita dengan total kematian lebih dari 211 ribu kasus.

Sistem kesehatan termasuk rumah sakit dan alat-alat kesehatan kewalahan. Krematorium juga terlalu penuh hingga mayat penderita Covid-19 yang beragama Hindu terpaksa dibakar di taman-taman kota dan tempat parkir.

Aliran ambulans tiba di pemakaman Jadid Qabristan di pinggiran Delhi, di mana sepetak tanah limbah diubah menjadi tempat pemakaman Covid-19 tahun lalu bagi mereka yang beragama Islam.

Baca Juga: Rizky Billar, Lesty Kejora dan Pasha Ungu di Jadwal Acara TV Indosiar Sabtu, 1 Mei 2021. Cek Yuk Ada Apa

Kuburan sekarang telah meluas hingga mengarah ke dinding pembatas. Ruangan untuk penguburan semakin menyempit.

Kepala Penggali Kubur Mohammad Shameem mengatakan dia harus mengubur mayat, dengan ruang dan staf dengan harga tinggi.

“Kemarin ada 19 jenazah, tapi yang bisa kami tangani hanya 15,” ucapnya pada India Today dan dikutip Portaljogja.com.

Penggali kubur Mumbai bekerja dalam shift 24 jam saat jumlah kematian Covid-19 di India melonjak.

Dua atau tiga bulan setelah krisis Covid-19, Penggali Kubur Mumbai Sayyed Munir Kamruddin berhenti memakai alat pelindung diri dan sarung tangan.

"Saya tidak takut Covid-19, saya bekerja dengan keberanian. Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan," kata pria berusia 52 tahun itu, yang telah menggali kuburan di kota selama 25 tahun kepada Reuters dan dikutip Portaljogja.com.

Kamruddin mengatakan dia dan rekan-rekannya bekerja 24 jam untuk mengubur korban Covid-19.

“Ini satu-satunya tugas kami. Mengambil jenazah, mengeluarkannya dari ambulans, dan kemudian menguburkannya,” ujar Kamruddin.

Meskipun saat ini di tengah bulan puasa umat Islam di bulan Ramadhan, Kamruddin mengatakan bahwa pekerjaannya menggali tanpa henti dan cuaca yang panas telah mencegahnya untuk berpuasa.

“Pekerjaan saya sangat keras. Saya merasa haus akan air. Saya perlu menggali kuburan, menutupinya dengan lumpur, perlu membawa mayat. Dengan semua pekerjaan ini, bagaimana saya bisa berpuasa” ujar Kamruddin.

“Kepercayaan kami pada masjid kami sangat kuat. Pemerintah tidak akan memberi kami apapun. Kami bahkan tidak menginginkan apa pun dari pemerintah,” ujar Kamruddin.

Sebelumnya, penularan Covid-19 di kalangan muslim India menyebar akibat adanya

Pertemuan besar dari Jamaah Tabligh di Masjid Nizamuddin di New Delhi dan menyebabkan masjid tersebut ditutup pemerintah selama satu tahun.

Saat ini atas permintaan pengurus masjid, masjid Nizamuddin kembali dibuka dengan batasan ketat dan hanya boleh menampung 20 jamaah.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler