Penemuan Obat untuk Penderita HIV Semakin Dekat, Ada Sekelompok Orang yang Bisa Kendalikan Virus

4 Maret 2021, 05:28 WIB
ilustrasi obat HIV. /Kendal/Unsplash/

PORTAL JOGJA - lImuwan menemukan kejutan saat melakukan penelitian di Republik Demokratik Kongo. Mereka menemukan sekelompok besar orang yang dapat mengendalikan virus HIV secara alami, tanpa menggunakan obat.

Penemuan ini membuat harapan untuk menemukan obat untuk penderita HIV semakin dekat. Dengan menemukan hubungan antara kekebalan tubuh alami dan virus HIV diharapkan akan menemukan obat untuk memperpanjang harapan hidup penderita.

Kelompok orang yang disebut pengontrol elit HIV ini memang pernah ditemukan sebelumnya, namun kelompok yang berada di Kongo ini dipercaya sebagai kelompok terbesar yang pernah ditemukan.

Infeksi HIV yang mereka miliki ternyata dapat dikontrol secara alami. Para ilmuwan berharap kelompok pengontrol elit HIV Kongo ini membantu mengungkap hubungan antara penekanan virus HIV secara alami dan pada akhirnya menemukan obat yang tepat.

Baca Juga: Sara Barackzay Animator Perempuan Pertama di Afganistan, Sejak Kecil Sudah Kehilangan Pendengaran

Pengontrol elit adalah orang yang mempertahankan viral load rendah atau tidak terdeteksi selama bertahun-tahun tanpa perlu memakai terapi antiretroviral (ART). Penderita HIV lainnya tidak dapat melakukan ini tanpa obat ART.

Meskipun tidak ada angka pasti, jumlah pengontrol elit ini diperkirakan mencapai sekitar 0,1 sampai 0,2 persen populasi HIV-positif, bukan populasi dunia. Jumlah yang sangat kecil.

Peneliti yang menemukan hal ini berasal dari Abbott Diagnostics, Johns Hopkins School of Medicine dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Keduanya berasal dari AS. Studi ini diterbitkan dalam jurnal e-BioMedicine.

Para peneliti menyaring 10.457 orang dan menemukan 429 orang yang memiliki antibodi HIV-positif tetapi negatif untuk viral load HIV.

Baca Juga: Indonesia Undang Investor Global Garap Mobil Listrik, Lirik Tesla, VW dan BASF

“Identifikasi kelompok pengontrol elit ini memberikan kesempatan unik untuk mempelajari mekanisme genetik baru yang berpotensi dari penekanan virus,” tulis salah satu kesimpulan dari penelitian tersebut.

“Kami menyadari bahwa kami telah menemukan sesuatu yang bisa menjadi langkah lain untuk menemukan obat untuk HIV,” ujar Michael Berg, salah satu rekan peneliti dalam penelitian penyakit menular di Abbott.

“Komunitas penelitian global dapat memanfaatkan apa yang kita pelajari dari penelitian ini dan membagikannya dengan peneliti lain membuat kita lebih dekat dengan pengobatan baru yang mungkin dapat menghilangkan HIV,” ujar Berg yang juga penulis utama penelitian.

Penderita HIV biasanya tidak dapat hidup tanpa obat ART dan jumlah mereka seiring tahun semakin meningkat.

Baca Juga: Didi Kempot dan Sobat Ambyar di Jadwal Acara Net TV Hari Ini, Kamis, 4 Maret 2021

Di Inggris, setidaknya ada 105.200 orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2019 dengan sekitar 94 persen telah terdiagnosis dan 6 persen lainnya tidak menyadari bila mereka mengidap HIV.

97 persen penderita HIV mengkonsumsi obat untuk menekan jumlah virus dalam tubuh mereka yang berarti mereka tidak dapat menularkan virus yang dapat mematikan tersebut.

Banyak artis dan selebriti dunia yang terinfeksi HIV. Awalnya virus ini dikenal sebagai virus yang hanya mengenai orang yang memakai narkoba dan sering berganti pasangan seksual. Salah satu artis yang sangat terkenal yang terkena HIV/AIDS karena perilaku ini adalah Freddie Mercury, vokalis grup musik Queen yang fenomenal.

Namun, stigma ini lambat lain berubah karena HIV menular bahkan kepada mereka yang tidak terkait dengan jarum suntik narkoba dan berganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman seperti kondom.

Baca Juga: Tekad Valentino Rossi untuk Bersaing Lebih Ketat di MotoGP Meski Usia Tak Lagi Muda

Aktor Kevin Peter Hall terinfeksi HIV akibat menerima transfusi darah. Ia meninggal akibat pneumonia karena imbas dari HIV/AIDS yang melemahkan sistem kekebalan tubuhnya.

Aktris lawas Amanda Blake mengidap HIV karena tertular dari suaminya, yang telah meninggal terlebih dahulu.

“HIV adalah kondisi kronis seumur hidup yang biasanya berkembang memburuk seiring waktu. Penemuan sekelompok besar pengontrol elit HIV di Kongo mungkin adalah jawabannya,” ujar Tom Quinn, direktur Johns Hopkins Center dan kepala bagian penelitian HIV/AIDS Internasional.

Saat ini perkembangan obat penekan virus HIV pada penderita memang mengalami kemajuan. Angka penderita HIV yang dapat hidup sehat dan lama terus meningkat dan mereka tidak perlu khawatir untuk menularkan virus tersebut kepada pasangannya.

Namun peneliti masih harus bekerja untuk mengembangkan vaksin HIV yang efektif dan pada akhirnya, penyembuhan.***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: Metro UK

Tags

Terkini

Terpopuler