Rhenald Kasali : Dua Resesi yang Perlu Diketahui Ekonomi dan Kepercayaan

- 16 Februari 2023, 21:17 WIB
Renald Kasali berbicara tentang pandangannya di podcast
Renald Kasali berbicara tentang pandangannya di podcast /Youtube Prof. Rhenald Kasali

PORTAL JOGJA - Pada akhir tahun 2022 kita dibayangi oleh kabar-kabar berita bahwa akan terjadi resesi pada akhir tahun dan saat memasuki tahun 2023. Benarkah resesi ini benar-benar terjadi ? Yuk, kita simak penjelasan pakar ekonomi dan komunikasi bisnis Profesor Rhenald Kasali˗Guru Besar Universitas Indonesia.

Rhenald Kasali memposting video berdurasi 13 menit dengan tema resesi yang berjudul “RI Dilanda Apa? Economic atau Trust Recession? yang diunggah di akun You Tube miliknya pada 20 November 2022.

Menurut Rhenald, resesi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu resesi ekonomi atau Ecomonic Recession dan resesi kepercayaan atau Trust Recession. Resesi ekonomi hanya terjadi pda skala ekonomi makro yang pada dasarnya terjadi krisis seperti krisis pasokan pangan, krisis uang, krisis utang negara dan lain sebagainya.

Baca Juga: Polda DIY Siap Amankan Gelaran Voli Proliga 2023

Meski terjadi pada skala makro, resesi ekonomi juga pasti akan berdampak pada semua lini kehidupan termasuk kehilangan pekerjaan bagi pekerja, kehilangan penghidupan, krisis pangan dan lainnya. Resesi ekonomi yang paling nyata di Indonesia terjadi pada tahun 1998 dimana semua bidang terdampak.

“Kalau resesi ekonomi semua orang pasti akan rasakan. Pekerjaan menjadi sulit dicari dan PHK di mana-mana,”katanya.

Kalau Resesi kepercayaan berbeda lagi. Resesi ini diakibatkan oleh beberapa pihak yang meyakini bahwa akan terjadi resesi. Hal ini biasanya terjadi pada pengusaha dengan melakukan beberapa kebijakan seperti pengurangan karyawan, mengurangi promosi, tidak menyediakan stok seperti permintaan pasar.

“Trust Recession terjadi karena kita sendiri percaya akan atau telah terjadi resesi. Ini adalah masalah persepsi saja,” kata Rhenald Kasali.

Ia mencontohkan bahwa saat terjadi resesi pada 1998 silam, ia menjadi konsultan pengusaha Irwan Hidayat˗˗pengusaha pabrik Sido Muncul˗˗yang dulu memiliki modal 15 milyar di masa krisis tersebut. Kala itu, kata Rhenald, bunga bank mencapai 72% bagi nasabah yang mau menyimpan uangnya di Bank di masa krisis.

Namun, yang dilakukan oleh Irwan Hidayat adalah menggunakan uangnya untuk membangun pabrik Sido Muncul di masa-masa krisis ekonomi 1998 tersebut. Dengan membangun pabrik memang tidak dapat bunga 72% tapi beberapa tahun kemudian Irwan Hidayat menjadi pemain utama produsen jamu di Indonesia mengalahkan produsen jamu yang terkena imbas resesi seperti Jamu Jago dan Jamu Air Mancur.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: YouTube Rhenald Kasali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x