Bantuan Raskin Diganti BPNT, Bulog Kesulitan Salurkan Beras, Pemerintah Berniat Impor Lagi, Ini Cuitan BuSusi

17 Maret 2021, 09:46 WIB
Beras milik petani Poso, Sulawesi Tengah yang tertumpuk karena tak terserap pasar /ANTARA/

PORTAL JOGJA - Pemerintah menggantikan penyaluran beras bagi rakyat miskin (raskin) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui bantuan sosial (bansos) Kemneterian Sosial.

Akibatnya Bulog telah kehilangan pangsa pasar sebesar 2,6 juta ton beras per tahun dikarenakan Program Rastra (beras untuk keluarga sejahtera) diganti oleh pemerintah menjadi Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).

Baca Juga: Daftar 4 Bandara yang Bakal Layani Tes GeNose Mulai 1 April 2021, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan

Baca Juga: Billy Ajak Nikah Ayu Ting Ting, Katanya: Gue Kasih Rp100 Juta Per Bulan

Yang tadinya masyarakat mendapatkan bansos berupa beras dari Bulog, kini diberikan bantuan secara nontunai yang bisa dibelanjakan sendiri oleh masyarakat penerima manfaat di warung-warung yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial.

Selain itu, pemerintah berencana melakukan impor beras lagi. Sementara itu Bulog mengalami kesulitan menampung beras lagi bila pemerintah melakukan impor.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin 15 Maret 2021.

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Upayakan Calon Pekerja Migran Dapat Kuota Kartu Prakerja

Baca Juga: Ini Loh 7 Makanan yang Bisa Menghilangkan Nikotin Dari Tubuh Anda

Ia mengaku kesulitan dalam menyalurkan beras yang ada di gudang milik perseroannya apabila harus melakukan impor lagi sebesar 1 juta ton sebagaimana yang telah direncanakan pemerintah.

Budi Waseso mengatakan pihaknya siap untuk menampung beras hingga 3,6 juta ton sesuai kapasitas gudang Bulog di seluruh Indonesia. Namun ia meminta agar ada pangsa pasar untuk menyalurkan beras yang diserap.

"Kalau kami membeli sebanyak apapun kami siap, asalkan hilirnya dipakai," katanya.

Baca Juga: Seekor Singa Jalani Operasi Vasektomi Karena Menghamili Dua Singa Betina dalam Setahun

Baca Juga: John Travolta Unggah Foto Langka Dengan Putra Bungsunya, Ben, 8 Bulan Setelah Kematian Istrinya

Buwas panggilan akrab Budi Waseso melaporkan persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial.

Dari jumlah stok CBP yang ada saat ini, menurutnya terdapat beras turun mutu eks impor tahun 2018 sebanyak 106.642 ton dari total impor beras tahun 2018 sebesar 1.785.450 ton.

Buwas menyebut beras yang sudah dalam masa simpan tahunan keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton. Sementara beras sisa impor tahun 2018 yang masih tersedia di gudang Bulog yaitu 275.811 ton, dengan sebanyak 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Kesehatan Keuangan Selama Masa-masa Sulit

Ia mengungkapkan kesalahan pada impor beras tahun 2018 dikarenakan rata-rata jenisnya merupakan jenis beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia yang menyebabkan sulitnya penyaluran beras tersebut. Bulog menyebut pihaknya perlu mencampur beras impor tersebut dengan beras produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat.

Pada Maret 2020, lanjut Buwas, beras impor tahun 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu ton. Beras tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi.

Namun beras tersebut hanya tersalurkan sekitar 450 ribu ton dari alokai sebanyak 900 ribu ton. Sisanya, hingga kini sebanyak 275.811 ton beras impor tahun 2018 masih tersimpan di gudang Bulog dengan 106.642 ton di antaranya sudah mengalami turun mutu.

Baca Juga: Komisi Fatwa MUI mengeluarkan fatwa, vaksinasi tak batalkan puasa, Pemerintah diimba vaksinanasi malam hari

Rencananya lanjut Buwas, beras sisa impor tahun 2018 tersebut akan diolah menjadi tepung yang akan ditangani oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Namun menurutnya, Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras 1 juta ton kendati sisa impor beras tahun 2018 belum diselesaikan.

Menanggapi adanya rencana impor beras lagi, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuliskan sebuah cuitan untuk menanggapi soal rencana pemerintah impor beras.

Dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Susi Pudjiastuti memohon pada Presiden Jokowi untuk menghentikan impor beras.

Dalam cuitan tersebut, Susi Pudjiastuti juga turut menyebut akun Twitter KemenBUMN, Kemendag hingga Kementan.

Baca Juga: Benda Purbakala Peninggalan Zaman Hindu, Yoni Unik Berukuran Besar Ditemukan di Magelang

"Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras," tulis Susi Pudjiastuti melalui akun twitternya @susipudjiastuti sebagaimana dikutip PikrianRakyat-Tasikmalaya.com, Selasa, 16 Maret 2021.

Menurut Susi Pudjiastuti, dirinya perlu menyampaikan hal itu masih banyak masyarakat yang panen padi dan hasil panennya juga berlimpah. Ia memohon pada Presiden Jokowi untuk memberi dukungan pada Kabulog Budi Waseso untuk tidak melakukan impor.

Tak hanya itu, Susi Pudjiastuti juga memohon pada Presiden Jokowi melarang instansi lain untuk melakukan impor beras.

"Masyarakat masih ada yang panen, panen juga berlimpah. Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor. Juga melarang yang lain," imbuh Susi Pudjiastuti.

Diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah akan impor beras sebesar 1 juta ton lagi.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler