PORTAL JOGJA - Suara guguran terdengar sebanyak enam kali dari Gunung Merapi berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode pada Sabtu 14 November mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, pada Minggu 15 November 2020 menjelaskan, suara guguran di gunung Merapi terdengar dengan intensitas lemah hingga sedang.
Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 39 kali gempa guguran, tiga kali gempa frekuensi rendah, 306 kali gempa fase banyak, 43 gempa vulkanik dangkal, dua kali gempa tektonik, serta 63 kali gempa hembusan.
Baca Juga: Raih Gelar Juara Dunia MotoGP 2020, Pembalap Spanyol Joan Mir Mengukir Sejarah Bersama Suzuki
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu tinggi namun cenderung stabil.
"Memang kegempaan guguran saat ini sering terjadi, namun guguran berupa material vulkanik lama," kata Hanik usai memantau Gunung Merapi dari Pos Babadan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Minggu.
Ia menyampaikan pasca kenaikan level aktivitas Gunung Merapi dari Waspada menjadi Siaga aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi, namun aktivitas tersebut cenderung stabil.
Baca Juga: Pembalap Yamaha Franco Morbidelli Juara GP Valencia, Posisi 2 dan 3, Jack Miller dan Pol Espargaro
"Hal tersebut tidak seperti aktivitas kegempaan pada erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Dalam beberapa hari terakhir aktivitas guguran sering terjadi, namun guguran itu berasal dari material vulkanik lama," katanya.