Mengenang Mbah Maridjan Juru Kunci Gunung Merapi yang Digaji Rp5.600 Sebagai Abdi Dalem

- 17 Maret 2023, 05:30 WIB
Almarhum juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Almarhum juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. /Youtube Agus Prasetyo Boyolali

Sikapnya yang terkesan mbalelo itu, terulang lagi ketika pada 26 Oktober 2010, Gunung Merapi kembali meletus disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat Mbah Maridjan bermukim.

Di tengah hiruk-pikuk masyarakat yang bergegas hendak mengungsi sesuai anjuran Gubernur Sultan Hamengkubuwono X dan BMG. Mbah Maridjan tetap menunjukkan tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarso Dalem Sultan Hamengkubuwono IX yang telah wafat pada 1988. Ia lebih memilih berdiam diri di dalam rumahnya.

Namun, nahas, Mbah Maridjan malah meninggal dihempas awan panas yang meluluhlantakkan Dukuh Kinahrejo. Tim SAR menemukan jasad Mbah Maridjan pasca tiga hari erupsi bersama dengan 16 orang lainnya yang telah meninggal dunia. Kondisi korban yang ditemukan rata-rata mengalami luka bakar serius. Jenazah yang seperti sedang sujud tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan.

Pada 28 November 2010, jenazah Mbah Marijan dimakamkan di Pemakaman Umum Dukuh Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.

Pada 29 November 2011, almarhum Mbah Maridjan mendapat Penghargaan Anugerah Budaya dari Pemerintahan Provinsi DIY dalam kategori pelestari adat dan tradisi. Pemberian penghargaan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Provinsi DIY kepada ahli warisnya di Bangsal Kepatihan Kota Yogyakarta.***

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x