Ini Kata Pakar Iklim UGM Soal Cuaca Dingin yang Terjadi di Yogya

- 29 Juli 2020, 18:20 WIB
Universitas Gadjah Mada (UGM).
Universitas Gadjah Mada (UGM). /Bagus Kurniawan)/(humas ugm)

PORTAL JOGJA - Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa hari ini dingin. Suhu udara sempat mencapai 19-an derajat Celcius. Namun hal itu masih dalam batas normal karena sudah memasuki puncak musim kemarau.

"Saat ini gerak semu matahari berada di belahan bumi utara, sementara kita berada di belahan bumi selatan," ungkap pakar iklim dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Andung Bayu Sekaranom, dalam rilisnya, Rabu (29/7)

Menurutnnya, fenomena cuaca dingin ini disebabkan oleh posisi dari gerak semu matahari. Akibatnya, bumi menerima lebih sedikit energi radiasi matahari dan menyebabkan cuaca menjadi lebih dingin.

Baca Juga: Tim Liga 1 yang Akan Berkandang di Yogyakarta

“Kalau dilihat dari keseimbangan energi di bumi, selain bersumber dari radiasi matahari, juga ada radiasi gelombang panjang yang dikeluarkan oleh bumi,” paparnya.

Andung menambahkan jika kondisi cenderung berawan, sebagian radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan temperatur menjadi lebih hangat.

Sementara jika cuaca cerah lanjut dia, radiasi tersebut akan hilang sampai ke luar angkasa sehingga temperatur menjadi lebih dingin.

Baca Juga: Tips Praktis Agar Daging Cepat Empuk

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Kepala BMKG Staklim Mati, Reni Kraningtyas yang menyebutkan bahwa suhu dingin yang terjadi diakibatkan oleh angin Monsun Australia yang berhembus setiap musim kemarau.

Angin timuran ini memiliki sifat yang kering dan tidak banyak membawa massa uap air.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x