Gunung Merapi Sudah Setahun Berstatus Siaga, Masih Berpotensi Terjadi Guguran Lava dan Awan Panas

- 6 November 2021, 06:44 WIB
Gunung Merapi terlihat jelas pada Sabtu 6 November 2021 pagi.
Gunung Merapi terlihat jelas pada Sabtu 6 November 2021 pagi. /Foto : Magma Indonesia/

PORTAL JOGJA – Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah menetapkan status Siaga (Level III) untuk Gunung Merapi selama setahun, sejak ditetapkan pada 5 November 2020 silam.

Namun hingga hari ini, meski intensitas kegempaan maupun awan panas guguran  Gunung Merapi sudah mengalami penurunan, namun BPTKG masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi dan tetap berstatus Siaga.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporannya menyebutkan, dalam waktu seminggu terakhir terhitung dari tanggal 29 Oktober s.d. 4 November 2021, terjadi 1 kali awanpanas guguran ke arah Barat Daya dengan jarak luncur 2.000 m.

Baca Juga: Tanpa Penjemputan, Presiden Jokowi Langsung Jalani Karantina di Istana Kepresidenan Bogor

“Guguran lava teramati sebanyak 106 kali ke arah Barat Daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 m,” demikian diungkapkan Hanik Humaida dalam laporannya.

Sementara itu hasil pengamalan BPPTKG, tidak tampak adanya perubahan morfologi yang signifikan pada Kubah Gunung Merapi, baik kubah barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya sebesar 1.610.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.927.000 m3.

Terkait kegempaan, Hanik Humaida menyebutkan, intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan dengan minggu lalu. “Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan,” lanjut keterangan Hanik Humaida.

Baca Juga: Anggun Nyanyikan Lagu Indonesia Raya Bersama 150 Anak-Anak Papua

Meski pada 2 November silam intensitas curah hujan di Pos Kaliurang sebesar 49 mm/jam dan berlansung selama 220 menit, namun tidak ada laporan terjadinya lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Tenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro, dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BPPTKG Magma ESDM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x