Serunya Berwisata Sambil Mengenal Sejarah Benteng Vredeburg Yogyakarta

- 12 Desember 2020, 06:42 WIB
Benteng Vredeburg Yogyakarta
Benteng Vredeburg Yogyakarta /Chandra Adi N/Chandra Adi N/Portal Jogja

PORTAL JOGJA - Benteng Vredeburg merupakan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda. Benteng ini telah berdiri sejak tahun 1760, dibangun atas permintaan Belanda dengan dalih untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengku Buwono I dan istananya. Benteng Vredeburg yang berarti benteng perdamaian semula bernama Rustenburg yang berarti benteng Peristirahatan.

Benteng ini awalnya digunakan oleh Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) yang kemudian diambil alih oleh kerajaan Belanda setelah VOC Bubar pada tahun 1799. Dari kekuasaan Belanda pemanfaatan benteng Vredeburg pernah berpindah tangan kepada pasukan Inggris pada tahun 1811. Sejak itu Jawa termasuk Benteng Vredeburg berada di bawah penguasaan kolonial Inggris, dengan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur Jendral.

Sejak tahun 1816 Benteng kembali berada dibawah kekuasaan Belanda sampai dengan tahun 1942 ketika Jepang datang ke Indonesia menggantikan Belanda sebagai penjajah Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang benteng Vredeburg dimanfaatkan sebagai markas tentara Jepang, penjara, dan gudang senjata. Kondisi ini berlangsung sampai dengan tahun 1945 ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekannya.

Baca Juga: Balai Taman Nasional Gunung Merapi Tutup Sementara Objek Wisata Alam Saat Status Siaga

Baca Juga: Meski Status Siaga Sejumlah Lokasi Wisata di Merapi ini Masih Tetap Buka, Terbatas

Setelah berhasil dirampas dari tentara Jepang, Benteng Vredeburg pengelolaannya diserahkan pada pasukan APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Kini Benteng Vredeburg dikelola oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Setelah mengalami beberapa kali pemugaran dan renovasi, banteng Vredeburg kini tampil lebih megah tanpa kehilangan nilai sejarah sebagai bangunan saksi bisu perjalanan sejarah bangsa Indonesia khususnya Yogyakarta.

Begitu memasuki halaman benteng anda akan melihat halaman yang luas dan teduh dengan hiasan sejumlah patung para pahlawan Nasional. Anda kemudian harus menyeberang parit melalui jembatan. Dulunya parit ini memanjang mengelilingi benteng namun setelah mengalami renovasi, parit hanya terdapat pada sisi benteng bagian depan.

Baca Juga: 3 Wisata di Lereng Gunung Merapi ini Layak Dikunjungi

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Hits di Yogyakarta ini Bisa Dinikmati Secara Gratis Saat Libur Panjang

Memasuki gerbang benteng anda akan masuk ke dalam terowongan dimana di dalamnya terdapat loket untuk membeli tiket. Harga tiket masuk ke Benteng Vredeburg sangat terjangkau, anda cukup merogoh kocek sebesar 3000 rupiah untuk dewasa, 2000 rupiah untuk anak-anak, dan 10 ribu rupiah untuk wisatawan asing. Museum benteng Vredeburg buka setiap hari Selasa hingga hari Minggu dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dan libur pada hari Senin.

Begitu memasuki bagian dalam benteng, tampilan bangunan dengan arsitektur khas Belanda sangat terasa. Selain bangunan, koleksi Museum Benteng Vredeburg ini meliputi diorama peristiwa bersejarah, lukisan, maket, peta, miniatur, patung, benda-benda realia, foto, dan film. Barang-barang tersebut disimpan di sisi bangunan sebelah kanan dan kiri.

Yang menarik ketika melihat koleksi diorama bersajarah adalah kita serasa diajak kembali ke masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan era menjelang dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Gunung Merapi mengalami 46 kali gempa guguran, Tanggap Darurat Merapi di Sleman Diperpanjang

Baca Juga: Mulai Jenuh Sebagian pengungsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Kembali ke Rumah

Letak benteng Vredeburg ini sangat strategis, yakni di jalan Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.  Bagi anda yang suka jalan-jalan di Malioboro pasti anda bisa dengan mudah menemukan benteng ini. Kerena Benteng Vredeburg berada di ujung jalan Malioboro tepatnya sebelah selatan pasar Beringharjo atau tepat di samping perempatan kawasan nol kilometer kota Yogyakarta.***

 

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah