Perlunya Literasi dan Kesadaran Bersama untuk Pahami Manipulasi Artificial Intelligence

- 8 November 2023, 10:16 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan /Freepik -free/

PORTAL JOGJA - Artificial Intelligence (AI) ternyata bermuka dua. Satu sisi bisa membantu manusia menyelesaikan berbagai persoalan, namun juga menyebabkan masalah baru. Literasi dan kesadaran bersama sangat diperlukan untuk memahami perkembangan AI yang begitu cepat ini. Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan ini dapat membuatnya tidak terlacak, sehingga menjadi manipulasi.

Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Dadang Rahmat Hidayat pada Konferensi komunikasi Intenasional bertema 'Artificial Intelligence and The Future Communication' yang digelar ISKI di Semarang pada Selasa 7 November 2023.

"Artinya, tidak terdeteksi bahwa itu adalah manipulasi AI. Bisa, sangat mungkin. Dan mungkin yang bisa mendeteksinya juga adalah AI lagi. Sangat mungkin AI versus AI, kan pengembangan," ucap Dadang sebagaimana dikutip Portal Jogja dari ANTARA.

Ia memberikan contoh kejadian beberapa waktu yang lalu saat beredar sebuah video di media sosial menampilkan Presiden Joko Widodo tengah berpidato menggunakan bahasa Mandarin. Akhirnya diketahui bahwa tayangan tersebut adalah video manipulasi yang dibuat dengan teknologi Deepfake AI.

Baca Juga: Anwar Usman Diberhentikan dari Jabatan Ketua MK, Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat

"Berbagai damage (kerusakan) bisa dibuat oleh AI, seperti soal pidato Presiden (Jokowi) yang dibuat berbahasa Mandarin. Itu tingkatannya bukan dasar lagi, tapi 'middle' ya," ujarnya.

Menanggapi tayangan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera menjelaskan bahwa video Presiden Jokowi berpidato berbahasa Mandarin itu dibuat dengan AI. Kominfo mengharapkan kesadaran masyarakat untuk mencari informasi dari sumber terpercaya.

Ketua ISKI juga menyebut bahwa penyalahgunaan artificial intelligence untuk kepentingan tertentu memang rawan, seperti berbasis kepentingan ekonomi ketika terjadi persaingan usaha, atau berhubungan dengan politik seperti suasana saat ini yang mendekati Pemilu 2024.

Bercermin dari kenyataan tersebut, maka dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan ini perlu ditambahkan item humanity atau kemanusiaan. Ini sangat diperlukan untuk mencegah adanya manipulasi.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x