Network
PORTAL JOGJA – Petenis nomor satu dunia harus menelan kekecewaan karena kehilangan kesempatan untuk mempertahankan gelar Australia Terbuka setelah Pengadilan Federal Australia memutuskan Novak Djokovic harus dideportasi.
Dilansir dari abc.net, Novak Djokovic menyatakan sangat kecewa atas keputusan pengadilan, namun ia mengatakan akan bersikap kooperatif dan menghargai putusan pengadilan.
"Saya menghormati putusan pengadilan dan saya akan bekerja sama dengan otoritas terkait terkait kepergian saya dari negara ini," kata Djokovic seperti dikutip abc.net.
Baca Juga: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Putus Jalur Komunikasi, Selandia Baru Siap Kirim Bantuan
Sebanyak tiga hakim Pengadilan Federal pada hari Minggu 16 Januari 2022 memutuskan berpihak pada keputusan Menteri Imigrasi Alex Hawke yang dibuat pada hari Jumat yang membatalkan visa Djokovic.
Petenis asal Serbia berusia 34 tahun itu masih ditahan di Melbourne sampai ia dideportasi. Dengan keputusan deportasi, biasanya seseorang juga akan dikenai larangan untuk kembali ke Australia hingga tiga tahun lamanya.
Permasalahan Djokovic mencuat setelah Kementerian Imigrasi Australia membatalkan visa Djokovic karena dianggap dapat membahayakan publik Australia dan kontraproduktif terhadap upaya vaksinasi.
Djokovic dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk pengecualian medis dari aturan Australia terkait untuk pengunjung yang tidak divaksinasi.
Baca Juga: Amien Rais Sebut Hanya Allah yang Tahu di Mana Kini Prabowo-Sandi
Pekan lalu terungkap bahwa Djokovic dinyatakan positif Covid-19 pada 16 Desember. Pengecualian medis yang memungkinkan bintang Serbia itu memasuki negara itu tanpa divaksinasi memicu kemarahan di Australia.
