Olimpiade Tokyo 2020: Lebih dari 160 Atlet LGBTQ Berpartisipasi, Dinilai Paling Inklusif

- 23 Juli 2021, 20:14 WIB
Miraitowa, maskot Olimpiade 2020 di Jepang.
Miraitowa, maskot Olimpiade 2020 di Jepang. /- Foto : Instagram @miraitowa/

PORTAL JOGJA - Lebih dari 160 atlet lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ) secara terbuka akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020. Olimpiade Tokyo di tahun ini dinilai paling inklusif dari yang telah ada sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, mantan pemain anggar tim nasional Jepang sekaligus aktivis transgender Fumino Sugiyama mengatakan, dirinya senang melihat kemajuan dalam keragaman di Olimpiade tersebut.

Sugiyama yang kini berusia 39 tahun itu mengungkapkan bahwa olahraga pada olimpiade tahun ini sangat berbeda ketika dia masih muda, meskipun ujaran diskriminatif adalah sesuatu yang biasa.

Sugiyama mulai bermain anggar pada usia 10 tahun dan memutuskan untuk pensiun pada usia 25 tahun. Sugiyama mengaku bahwa ia mengalami konflik batin saat mengidentifikasi bahwa dirinya seorang wanita dalam kompetisi tersebut.

Baca Juga: Harry Kane Gabung Man City dengan Gaji Fantastis

"Saya menyukai olahraga anggar, (namun) saya tidak merasa bisa menemukan tempat untuk diri saya sendiri," katanya.

Sementara itu, negara Jepang dikenal memiliki demokrasi yang kuat. Para aktivis HAM setempat mengatakan bahwa masih harus menempuh jalan yang panjang untuk menangani masalah lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).

Diketahui bahwa Piagam Olimpiade melarang adanya diskriminasi, sementara Tokyo mengesahkan undang-undang anti-diskriminasi sejak tiga tahun lalu. Aktivis HAM setempat berharap agar ajang Olimpiade Tokyo menjadi sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan publik untuk isu-isu LGBTQ.

"Saya pikir banyak orang di dunia berpikir bahwa Jepang adalah pembela hak asasi manusia, tetapi sebaliknya," kata Gon Matsunaka, pendiri pusat LGBTQ pertama di Jepang, yang disebut dengan Pride House.

"Karena kami tidak memiliki kesetaraan pernikahan, kami tidak memiliki undang-undang yang melarang diskriminasi orientasi seksual atau identitas gender," sambungnya,

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah