Network
PORTAL JOGJA - Bintang muda Chelsea, Kai Havertz mengaku tertekan dengan harapan besar banyak orang terhadap dirinya setelah kepindahannya ke Stamford Bridge.
Awal musim panas lalu, Chelsea memboyong Kai Havertz dari Bayer Leverkusen seharga 70 juta euro. Menjadikannya pemain termahal The Blues.
Di musim pertamanya, havertz mengalami performa inkosisten. Tidak berbanding lurus dengan harga mahal yang dibayar Chelsea.
Dalam 27 penampilan di Liga Inggris, Havertz minim kontribusi untuk Chelsea. Dia cuma mencetak empat gol dalam periode itu, tetapi satu golnya di final Liga Champions membuat musim perdananya tak berakhir terlalu buruk.
Baca Juga: Euro 2020: Gol Bunuh Diri Jerman, Berikan Kemenangan Prancis 1-0
"Orang-orang mengharapkan Anda menjadi Cristiano Ronaldo yang baru. Tapi itu tidak akan secepat itu, semuanya baru dan saya benar-benar tidak memainkan sepakbola terbaik saya di awal," kata Havertz kepada Suddeutsche Zeitung dikutip dari Mirror, Rabu 16 Juni 2021.
"Saya merasakan tekanan yang jauh berbeda dari saat masih di Leverkusen sebelumnya," sambungnya.
Havertz perlahan-lahan mulai menemukan permainan terbaiknya saat Chelsea menujuk Thomas Tuchel menjadi pelatih baru. Terbukti, dia mampu menutup musim dengan menyumbang satu gol ke gawang Manchester City pada final Liga Champions dengan skor akhir 1-0.
Baca Juga: Piala Eropa 2020: Portugal Tekuk Hungaria 3-0, Cristiano Ronaldo Sumbang Dua Gol
"Saya senang saya bisa menutup musim dengan gol di final Liga Champions," lanjut Havertz. "Gol itu penting bagi sejarah klub, tapi juga penting bagi saya untuk melakukannya secara pribadi," imbunya.
