Network
PORTAL JOGJA - Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah jumlah Guru Besar, yakni Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D yang resmi menyandang jabatan akademik tertinggi yakni profesor.
Pria kelahiran Pekanbaru, 2 Mei 1962 tersebut merupakan dosen tetap pada Program Studi Kimia Program Magister, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UII.
Serah Terima Surat Keputusan Jabatan Akademik Profesor Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D tersebut digelar di gedung Prof. Dr. Sardjito, Universitas Islam Indonesia
Kamis 19 Januari 2023.
Dalam sambutannya Rektor UII Prof Fathul Wahid mengajak untuk melakukan refleksi dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selamanya menghadirkan kisah bahagia. Ada dialektika di sana. Selalu ada sisi baik dan sisi jahat.
Fathul mengisahkan kehidupan sejumlah ilmuwan seperti Robert Oppenheimer ahli fisika yang dikenal sebagai bapak bom atom, Mikhail Kalashnikov sang penemu senapan serbu AK-47, dan Alfred Nobel yang merupakan penemu dinamit.
Para ilmuwan tersebut ternyata sangat menderita atau memiliki penyesalan di akhir hidupnya karena temuannya telah digunakan untuk peperangan dan membunuh banyak orang.
"Bukan berarti temuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak mempunyai sisi positif. Banyak sekali. Namun, sisi negatif yang tidak jarang inheren di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dimitigasi. Kesadaran mitigasi tidak mungkin dilakukan tanpa sensitivitas yang memadai," kata Fathul.
Baca Juga: Dukung Kesejahteraan RT dan RW Wakil Bupati Sleman Respon Positif Program Jaminan Kematian
Allwar menjadi dosen tetap UII terhitung sejak 1 Oktober 1996. Allwar mendapatkan gelar Ph.D pada bidang Ilmu Kimia dari Universiti Sains Malaysia pada tahun 2010, gelar M.Sc diperoleh dari Howard University, Washington DC, Amerika pada tahun 1994, dan meraih gelar Drs. dari bidang Kimia dari Universitas Riau Pekanbaru di tahun 1987.
Dalam 5 tahun terakhir ini, Allwar aktif melakukan berbagai penelitian dengan pendanaan yang bersumber baik dari internal UII (Jurusan/Fakultas/Universitas) maupun pendanaan dari eksternal (Ristek DIKTI).
