Tantangan Indonesia Hadapi Krisis Iklim, Pangan dan Pertanian, Apa yang Harus Dilakukan

28 Juni 2024, 20:14 WIB
Ilustrasi - lahan pertanian /Chandra/ Portal Jogja /

PORTAL JOGJA - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) kembali menggelar Cofee Morning Lecture ke-6 yang kali ini mengambil tema Quo Vadis Petani: Menghadapi Krisis Iklim, Lahan, dan Sumber Daya Manusia, Jumat 28 Juni 2024.

Tampil sebagai narasumber sejumlah ahli di bidang Pertanian diantaranya Khaerul Anam W.P., S.Fil yang merupakan Praktisi Permakultur, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P, dan Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Ir. Sigit Hardjono, M.P. 

Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Prof. Jamhari mengatakan, Indonesia menghadapi perubahan iklim, krisis sumber daya manusia, terkait dengan pertanian secara umum Indonesia menghadapi tantangan pangan dan pertanian.

"itu supply dan demand yang divergen jadi memang itu naik terus itu yang ke atas tidak saja karena populasi kita meningkat tetapi juga produk pertanian ini tidak hanya dipakai untuk pangan tapi juga untuk pakan ya, jadi tidak hanya untuk food tapi juga untuk feed, juga untuk fuel atau bahan bakar dan juga untuk fiber biasanya untuk bahan baku pakaian ataupun perumahan," kata Jamhari.

Menurut Jamhari kapasitas supply pertanian makin sedikit karena lahan yang semakin semakin menyusut dan terkonversi. Kemudian perubahan iklim,  ataupun water shortage (kekurangan air).

"Air itu tidak hanya dipakai untuk pertanian tapi juga bahkan air dari sumbernya dari atas itu sudah diambil untuk air minum misalnya jadi air yang tersedia untuk tanaman maupun ternak itu makin terbatas nah ini saya kira kita menghadapi tantangan yang seperti itu," lanjut Jamhari.

Baca Juga: Gempa M7,0 Guncang Peru, Tidak Ada Laporan Korban Jiwa Namun Sebagian Bangunan Runtuh

Jamhari menambahkan Indonesia akan mencapai puncak kebutuhan atau demand pada 2062, tentunya saat itu kebutuahan sandang, pangan dan papan sudah mencapai puncaknya dan itu yang harus dipersiapkan dari sekarang.

Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sigit Hardjono mengatakan pertanian memiliki peran yang sangat krusial dalam perekonomian, baik dari segi penyediaan pangan, lapangan kerja, bahan baku industri, devisa negara, kelestarian lingkungan, penguatan ekonomi pedesaan,
hingga pelestarian budaya dan tradisi.

Menurut Sigit penting untuk terus mendukung dan mengembangkan sektor pertanian agar dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Kondisi pertanian saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun juga memiliki peluang untuk berkembang.

"Tantangan yang dihadapi sekor pertanian antara lain krisis iklim, perubahan iklim membawa dampak signifikan pada sektor pertanian, seperti kekeringan, banjir, hama penyakit tanaman, dan kenaikan permukaan laut," kata Sigit.

Sigit mengatakan tantangan lain yakni krisis lahan dimana konversi lahan untuk pembangunan, degradasi lahan, dan akses lahan yang terbatas bagi petani kecil menjadi hambatan besar. Kemudian krisis SDM Petani. Kurangnya minat generasi muda, populasi petani yang menua, jumlah petani dari tahun ke tahun jumlahnya berkurang dan keterbatasan keterampilan dan pengetahuan menjadi kendala
besar.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian, terutama dalam menghadapi krisis iklim yakni dengan mengembangkan varietas tanaman tahan hama, penyakit, dan kekeringan. Penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap stres lingkungan seperti kekeringan, banjir, hama, dan penyakit sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan.

"Menerapkan praktek pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri, konservasi tanah, dan pertanian organik dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim," katanya.

Sedangkan dalam menghadapi krisis lahan menurut Sigit dengan melakukan redistribusi lahan. Pemerintah perlu memastikan akses yang adil terhadap lahan bagi petani kecil dan marginal.***

Editor: Chandra Adi N

Tags

Terkini

Terpopuler