Fakultas Hukum UII Luncurkan Film Dokumenter Biografi Artidjo Alkostar

- 14 Juni 2024, 20:39 WIB
Dekan FH UII Budi Agus Riswandi (kiri) dan sutradara film Dokumenter Alkostar Puguh Windrawan
Dekan FH UII Budi Agus Riswandi (kiri) dan sutradara film Dokumenter Alkostar Puguh Windrawan /Chandra / portaljogja/

 

PORTAL JOGJA - Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) meluncurkan film dokumenter biografi Mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar di Ruang Auditorium FH UII pada Jumat 14 Juni 2024. Film karya sutradara Puguh Windrawan ini bertajuk "Alkostar Insan Kesepian dalam Keramaian."

Film dokumenter ini mengisahkan kehidupan almarhum Artidjo Alkostar yang pernah menjabat sebagai hakim agung selama 18 tahun. Almarhum lantas mengakhiri pengabdiannya sebagai pejabat publik setelah menjadi Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Artidjo sendiri meninggal pada 28 Februari 2021 dan dimakamkan di Makam UII yang terletak di Jalan Kaliurang.

"Sosok Artidjo Alkostar adalah sosok yang sangat fenomenal, beliau adalah sosok penegak hukum yang berintegritas tinggi, saya tahu beliau sejak belum menjadi hakim Agung, saya tahu beliau sejak kuliah di Fakultas Hukum UII pada tahun 1994, beliau itu sejak jadi dosen itu memang selalu berpenampilan sederhana," ujar Dekan FH UII Budi Agus Riswandi kepada awak media. 

 Baca Juga: Diikuti 43 Negara, UGM Jadi Tuan Rumah Konferensi Internasional AAS-in-Asia 2024

"Tapi dikesederhanaan-nya itu beliau sangat tegas dan lugas, dan saya termasuk orang yang bersyukur karena saya salah satu muridnya yang pernah belajar dengan beliau, dan beliau di dalam menyampaikan ide-idenya pikirannya mengenai sosok penegak hukum itu juga sangat mudah bagi mahasiswa untuk menangkap gagasan yang ada di pikiran beliau," lanjut Budi. 

Film dokumenter ini menggambarkan masa kecil Alkostar hingga meninggal. Pola pengajaran, pembentukan ideologi serta kepekaannya terhadap sesama, menjadi inti cerita dari film. Artidjo Alkostar memang dikenal sebagai sosok penegak hukum yang memegang teguh prinsip kehidupan la dikenal bersih. Sosoknya setara dengan tokoh hukum lain, seperti Hoegeng Iman Santoso, Adnan Buyung Nasution, hingga Yap Thiam Hien.

Film dokumenter ini berdurasi kurang lebih 50 menit. Puguh Windrawan menjadi sutradara sekaligus penulis naskah. Film dokumenter ini juga mendapatkan pendanaan dari Yayasan Badan Wakaf UII Dan sebagai sutradara, Puguh Windrawan menggandeng beberapa dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Komunitas Seni Jejak Imaji untuk menggarap film tersebut.

 "Intinya cerita soal kehidupan almarhum dari awal sampai beliau meninggal dengan proses proses bagaimana pemikiran dia bagaimana ideologi dia, kemudian beberapa kasus yang sempat ditangani beliau sehingga membentuk karakter beliau," ujar Puguh.

Keberadaan film dokumenter ini bertujuan untuk menjembatani pengetahuan generasi muda dengan sosok Artidjo. Sebagai hakim yang dikenal tegas pada koruptor, sosoknya perlu diperkenalkan kembali. Terutama dalam bentuk visual ekaligus menjadi pengingat, bahwa ketika seseorang masuk ke dalam sistem, orang tersebut masih bisa membawa idealismenya. Di tengah kerinduan bangsa ini terhadap sosok bersih, maka film dokumenter ini diharapkan bisa menambal kerinduan tersebut.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah