58 Persen Orang Tua Indonesia Dukung Pendidikan Vokasi Sebagai Pilihan Pendidikan Anak

- 15 Juni 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi - Sekolah vokasi UGM
Ilustrasi - Sekolah vokasi UGM /Humas UGM/
PORTAL JOGJA – Sebanyak 58 persen orang tua setuju dan mendukung pendidikan anaknya dilanjutkan ke pendidikan vokasi. Hal ini menunjukkan keberhasilan transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
 
Menanggapi hal itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa temuan ini mendukung inovasi dan kebijakan Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kemendikbudristek dalam menyiapkan para siswa, mahasiswa, dan tenaga pendidik untuk lebih merdeka.
 
”Temuan ini sejalan dengan komitmen kami untuk menyiapkan lulusan vokasi yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Selain itu, hal ini juga dapat mendukung para pelajar Pendidikan Vokasi dan dapat mendukung pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila,” ujar Kiki Yuliati.
 
 
Kiki menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah melakukan sejumlah inovasi dan kebijakan terhadap pendidikan vokasi.
 
“Kami telah bekerja sama dengan para mitra DUDI melalui program Business Matching, ruang interaksi antara pelaku industri dan satuan pendidikan vokasi. Inovasi ini memberikan kesempatan bagi pelajar untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki, dan dapat menjadi mitra sebagai pekerja di perusahaan tersebut,” tambah Kiki.
 
Selain itu, terdapat program Upskilling dan Reskilling yang terus dilakukan kepada para pengajar dan tenaga pendidik agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri terkini. Pelatihan ini dilakukan mengingat para pengajar dan tenaga pendidik akan mengajarkan ilmunya kepada para siswa pendidikan vokasi.
 
Pelatihan tersebut sejalan dengan program Merdeka Belajar episode ke-20: Praktisi Mengajar, di mana Kemendikbudristek berkomitmen untuk memberikan solusi dalam mendukung transformasi perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi vokasi. Melalui Praktisi Mengajar, institusi pendidikan akan melibatkan praktisi dalam perencanaan maupun proses pembelajaran, sehingga dapat lebih optimal.
 
Selanjutnya, para guru, dosen, ataupun tenaga pendidik juga akan memperoleh pengetahuan terbaru tentang dunia industri. Para pelajar pun dapat bertatap muka langsung dengan para praktisi yang bergabung.
 
”Melalui program Merdeka Belajar, kami juga berharap, para lulusan pendidikan vokasi juga dapat menjadi bagian dari industri untuk menjamin bisnis tetap berjalan dan berkembang. Oleh karena itu, kami terus meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan kualitas yang dibutuhkan bagi dunia industri. Harapannya, hal ini dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas para lulusan pendidikan vokasi yang kompetitif dan menjadi profesional di bidang pekerjaan yang diminati,” tutup Kiki.
 
Sebagai informasi, pemerhati sekaligus juga konsultan pendidikan di Indonesia, Ina Liem, melakukan survei terkait peminatan masyarakat terhadap pendidikan vokasi. Survei tersebut menyebutkan bahwa sebanyak 58% orang tua setuju dan mendukung pendidikan anaknya dilanjutkan ke pendidikan vokasi.
Dalam temuan survei tersebut, Ina Liem menjelaskan bahwa dua alasan terbesar terhadap dukungan baik orang tua terhadap pendidikan vokasi.
 
“Pertama, lulusan pendidikan vokasi cenderung mendapatkan pekerjaan yang lebih cepat. Selanjutnya, alasan terbesarnya yaitu metode pembelajaran yang lebih praktikal dan langsung di lapangan, atau kerap dikenal sebagai project based learning (PBL),” ujar Ina.***

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah