Pos Pengamatan Gunung Merapi, Cerita Pos Pengataman yang Hilang dan Pindah Akibat Erupsi

- 21 November 2020, 10:55 WIB
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Ahmad Sopari,  mengamati Gunung Merapi dengan menggunakan teropong di Pos Pengamatan Gunung Merapi, Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020). Dari hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) aktivitas Gunung Merapi periode (29/10/2020) dari pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terjadi kegempaan vulkanik dangkal 20, tektonik 1, guguran 27, hembusan 26 dan fase banyak 187. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Ahmad Sopari, mengamati Gunung Merapi dengan menggunakan teropong di Pos Pengamatan Gunung Merapi, Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (30/10/2020). Dari hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) aktivitas Gunung Merapi periode (29/10/2020) dari pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terjadi kegempaan vulkanik dangkal 20, tektonik 1, guguran 27, hembusan 26 dan fase banyak 187. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

PORTAL JOGJA - Sejak zaman Belanda hingga kini pos pengamatan Gunung Merapi mempunyai peranan penting dalam mengamati aktivitas gunung teraktif di dunia ini

Pengamatan terhadap aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta itu dilakukan setiap hari. Tidak hanya saat status siaga (level III) saja saat situasi normal (level I) dan waspada (level II) juga dilakukan pengaaman dan pemantauan setiap hari.

Pos-pos pengataman itu sangat penting peranannya karena memantau aktivitas Gunung Merapi selama 24 jam. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mempunyai beberapa pos pengamatan di Gunung Merapi.

Semua titik pos pengamatan dan pemantauan itu berada di di lingkar Gunung Merapi yang ada di 4 kabuaten di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Baca Juga: Daftar Joran Pancing Terbaik dan Berkualitas untu Mancing di Akhir Pekan

Berbagai peristiwa erupsi Merapi dari berbagai tahun juga menyimpan cerita sejarah misalnya pos Selo Boyolali yang kemudian dipindah ke pos Jrakah karena erupsi Merapi tahun 1920-an.

Erupsi tahun 1920-1930 itu mengakibat wilayah Selo Boyolali mengalami banyak kerusakan dan korban sehingga pos pengamatan kemudian dipindahkan.

Pos Kaliurang sebelumnya berada di atas bukit Plawangan Pos ini berjarak sekitar 2 km dari pos Kaliurang yang ada saat ini. Pos ini kemudian dipindahkan setelah erupsi Merapi tahun 1994 yang menewaskan banyak warga Turgo Kecamatan Pakem Sleman.

Banyak warga terkena awan panas saat erupsi terjadi siang hari. Saat itu banyak warga yang tengah menghadiri hajatan pengantin di dusun Turgo yang menjadi korban awan panas atau wedhus gembel Merapi.

Baca Juga: Lowongan Kerja Untuk SMK - S1 di PT Kertas Padalarang. Ini Formasi Yang Dibutuhkan

Karena pos ini sangat berbahaya bahkan ada cerita salah satu petugas saat erupsi Merapi tahun 1994 yang harus menyelematkan diri saat terjadi erupsi. Setelah itu posa dipindahkan ke Kaliurang sekarang ini.

Pos pengamatan lainnya diantaranya Pos Kaliurang, Pos Babadan dan Ngepos Magelang, Pos Jrakah Boyolali, Pos Deles Klaten.

Saat ini BPPTKG terus melakukan pemantauan aktivitas gunung Merapi selama 24 jam dari semua pos pengamatan dan kantor BPPTKG di Jalan Cendana Kota Yogyakarta sebagai kendali utama.

Dari beberapa pos pengamatan atau pos pemantau ada pos-pos penting yang berperan saat ini. Pos-pos ini sejak zaman Belanda telah ada sampai sekarang.

Karena Gunung Merapi adalah gunung teraktid di dunia, pengamatan terus dilakukan setiap waktu baik saat status normal, waspada, siaga dan awas. Berbagai alat untuk pengamatan di semua pos pengamatan yang setiap waktu memberikan laporan terkini.

Baca Juga: Update Daftar Harga Emas Pegadaian Hari ini, Sabtu 21 November 2020 - Antam, Retro, Batik dan UBS

Berbagai peristiwa erupsi sejak zaman Belanda hingga saat ini tercatat dan terdata di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM.

Oleh karena ada kemajuan teknologi, pengamatan dan pemantauan tidak hanya secara visual saja, namun sekarang sudah lengkap dengan berbagai peralatan modern seperti CCTV, seismograf yang selalu realitime tiap saat.

Beberapa pos pengamatan Gunung Merapi diantaranya:

1. Pos Kaliurang Sleman

Pos Kaliurang berada di kawasan obyek wisata Kaliurang Kecamatan Pakem Sleman. Sebelumnya pos pengamatan Kaliurang berada di bukit kawasan Tlogo NIrmolo Kaliurang. Namun pasca erupsi tahun 1994 yang menewaskan banyak warga Turgo Pakem Sleman itu pos pengamatan ditutup dan dipindahkan ke Kalirang saat ini.

2. Pos Babadan, Kabupaten Magelang.

Pos Babadan di Desa Babadan Kecamatan Dukun ini juga untuk memantau langsung perkembangan Merapi dari arah barat daya. Petugas berjaga di pos itu selama 24 jam seperti hanya pos pengamatan yang lain.

Baca Juga: Diminati Banyak Pelaku Usaha, Program BPUM Akan Dilanjut Tahun 2021

Pos Babadan Magelang ini juga pos ypengamatan yang dibangun sejak zaman Belanda. Pos ini juga dlengkapi dengan bunker untuk keselamatan petugas bia terjadi erupsi Merapi.

Setiap hari terutama pagi dan sore, petugas juga memantau cuaca dan kondisi puncak gunung hingga asap sulfatara yang keluah dari kawah. Setiap pagi dan sore petugas melaporkan kondisi cuaca apak cerah, berawan atau kabut.Selain ada seismograf, petugas juga melakukan pemantauan langsung menggunakan kamera.

3. Pos Jrakah Kabupaten Boyolali.

Pos ini juga bertugas memantau kondisi Merapi terutama untuk mengukur tinggi kolom asap dan situasi terkini. Pos ini lokasi tidak jauh dari kawasan Selo.

Saat ini juga ada petugas yang memantau Merapi dari kawasan Deles, Kecamatan Kemalang Klaten. Pos ini juga penting seperti halnya pos lainnya untuk memantau kondisi Merapi dari arah selatan karena bukaan kawah Merapi saat ini yang lebih mengarah ke selatan ke hulu Dungai Gendol dan Woro.

da lagi Pos Ngepos di dusun Ngepos, Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang yang juga mengamati aktivitas Merapi.

Baca Juga: Kunjungi Gunung Merapi, Kepala BNPB Doni Monardo Pastikan Kesipsiagaan Antisipasi Bencana Erupsi

Kepala BPPTKG Hanik Humaida beberapa waktu lalu menyatakan tidak ada lagi petugas yang diperbolehkan melakukan aktivitas di puncak Merapi.

"Tidak ada, karena data sudah terkirim semua dari lapangan, baik ke pos pengamatan maupun BPPTKG," katanya.

Ia mengungkapkan metode pemantauan Gunung Merapi cukup lengkap mulai dari metode seismik, deformasi, geokimia hingga visual.

"Semua hasil pemantauan terkirim secara online, selain itu juga ada kamera CCTV yang memantau puncak Merapi secara realtime," katanya.

Semua data sudah diinformasikan secara online baik melalui media sosial (medsos) maupun website. Perkembangan laporan hari juga terus diinformasikan kepada masyarakat dan instansi terkait. *

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: PortalJogja.com.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah